Kecewa Liga 1 Gagal Restart, Frontline Boys Desak PSSI dan LIB Matangkan Persiapan

Kecewa Liga 1 Gagal Restart, Frontline Boys Desak PSSI dan LIB Matangkan Persiapan

REPUBLIKBOBOTOH.COM - Ditundanya kembali Liga 1 lantaran Kepolisian Republik Indonesia enggan mengeluarkan surat izin keramaian mendapat komentar beragam dari pecinta sepakbola Tanah Air.

PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi menegaskan ditundanya kompetisi sepakbola Indonesia bukan karena alasan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Namun komentar miring di sosial media sudah kadung ramai, termasuk Bobotoh yang kecewa karena penundaan ini, mereka heran kenapa Pilkada tetap dilaksanakan semetara Liga 1 harus ditunda.


Menanggapi hal tersebut, dedengkot Frontline Boys, salah satu kumpulan Bobotoh Persib, Tobias Ginanjar, mengaku cukup kecewa dengan keputusan mendadak yang dikeluarkan Kapolri. Menurut Tobi, selama ini beberapa pihak termasuk PSSI, PT LIB dan Klub telah berusaha meyakinkan pemerintah akan melanjutkan kompetisi sepakbola dengan protokol keamanan yang ketat supaya mencegah perluasan wabah pandemi Covid-19 di Indonesia.

Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


"Ketika itu dari PSSI dan Kemenpora meyakinkan bahwa kompetisi akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan dan tanpa penonton, kita berpikiran positif bahwa kompetisi sudah siap dan sudah berkordinasi dengan pihak keamanan terkait hal ini. maka kita juga kaget ada keputusan mendadak seperti ini," ujar Tobi, ketika dihubungi awak media melalui sambungan telepon, Rabu (30/9/20) sore.

"Karena wacana ini sudah disiapkan sebelumnya kok bisa koordinasi-nya sampai miss, pihak Kepolisian juga gak kasih warning dari awal. Mendadak H-5 kompetisi digulirkan baru ada pernyataan bahwa belum bisa diizinkan. apa sesuatu yang bisa dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya," sambungnya lagi.

Tobi mengaku kaget dengan keputusan sepihak dari Kapolri, meningat keputusan itu dikeluarkan kurang dari satu pekan jelang restart Liga 1. Dia berpikir artinya selama ini koordinasi yang dilakukan PSSI dan PT LIB dengan pihak Kepolisian tidak berjalan dengan baik.

"Kita kaget ya, artinya ketika sudah diputuskan liga berjalan tanggal 1 Oktober, kita pikir sudah clear semua. Artinya sampai ke pihak keamanan dan izin sudah selesai. Selama ini pengumuman sampai tanggal satu atas dasar apa, karena kita pikir sudah clear semua," tegasnya.

Sebagai supporter tentunya Tobi mewakili komunitasnya merasa kecewa, ditambah lagi dengan situasi pandemi seperti sekarang ini, sepakbola bisa jadi salah satu hiburan bagi rakyat Indonesia.

"Kalau disebut kecewa ya supporter kecewa, karena bagaimanapun sepakbola adalah hiburan rakyat. Meskipun kita paham situasi saat ini memang situasi kesehatan yang belum membaik tapi wacana tanpa penonton untuk hal itu kita tidak akan memaksakan untuk datang ke stadion.

"Kita punya pikiran seperti itu, kita kecewa dengan penundaan seperti ini. Banyak juga pihak supporter yang mengait-ngaitkan dengan hal lain seperti Pilkada yang melibatkan keramaian lebih banyak tapi sepakbola yang sudah diputuskan tanpa penonton masih diragukan untuk jalan. hal-hal seperti ini yang jadi pertanyaan dari banyak pihak kok bisa seperti itu," imbuhnya.

Tobi berharap ke depannya PSSI dan PT LIB bisa mempersiapkan restart kompetisi lebih matang lagi. Tidak seperti sekarang, dimana operator liga sudah memutuskan tanggal restart kompetisi tapi akhirnya batal digelar karena alasan izin keramaian.

"Harapan kita semoga yang dihasilkan nanti yang terbaik ya. Tapi harapan kita semoga kompetisi tetap jalan dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan, komitmen tanpa penonton dan kita dari supporter sudah komitmen tidak akan memaksakan diri, pihak penyelenggara juga harus berkomitmen untuk bisa melaksanakan kompetisi ketat agar hiburan rakyat ini tidak hilang dan tidak menimbulkan masalah baru seperti munculnya klaster baru.

"Kalau sudah matang, harusnya hal ini tidak boleh terjadi. Artinya ketika pihak operator liga sudah berani menentukan tanggal artinya sudah clear semua. kalau ternyata belum ada izin keamanan berarti buru-buru sekali tanggal 1 harus jalan, karena hal ini mengganggu persiapan tim juga, tim sudah latihan persiapan bahkan ada tim yang sudah ada di kota kandang sementaranya dan sebagainya," tutupnya.

(Afy Ramdhan)

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Editor: M Taufik

Piksi

Berita Terkini