Aku Mengingatmu Sebagai Detak, Sesuatu yang Lekat dengan Benak

Aku Mengingatmu Sebagai Detak, Sesuatu yang Lekat dengan Benak Bobotoh Viking dan Bonek bersama dalam satu tribun. (Kris Andieka/Republikbobotoh)

Tanpa jarak, kita tak akan memiliki keinginan untuk bergerak.
Tanpa jauh, kita tak akan memiliki rasa untuk menyentuh.
Tanpa rindu, apalah arti temu ?

Karena jarak dicipta agar rindu tetap hidup, tanpa pernah redup.
Karena rindu tak pernah bisa diobati sendiri, harus ada kamu didalamnya.


Indahnya asmara antara Bobotoh dengan Bonek, selalu menarik untuk diulik.

Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


Hubungan mereka juga digambarkan pada sebuah jargon “Viking Bonek Satu Hati”. Bahkan beberapa kalangan suka membelokkan arti Bonek dari Bondo Nekat menjadi Bobotoh Nekat.

Kini, keduanya kembali memperlihatkan kemesraan di depan publik pecinta sepakbola indonesia. Bonek menyambut dengan hangat kedatangan Bobotoh yang akan menyaksikan laga klasik syarat rasa persaudaraan antara Persib Bandung dan Persebaya Surabaya, 26 Juli 2018 di Stadion kebanggaan arek arek suroboyo yaitu Gelora Bung Tomo.

Kota pahlawan sendiri bak rumah kedua bagi para pejuang Persib Bandung.

Hal ini tak lepas dari hubungan hangat antara Bobotoh dan Bonek.

Terlihat sangat ketal tatkala saling jamu ketika Persib atau Persebaya bertandang ke kota berlawanan.

Bahkan di beberapa laga tandang Persib di Jawa Timur seperti di Lamongan dan Malang, dukungan penuh tak hanya dari Bobotoh tetapi juga Bonek.

Bagaikan peribahasa, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Memiliki arti sehidup semati melambangkan sebuah persahabatan yang erat serta senang dan susah dialami bersama.

Bahkan yang lebih ekstrim, kedua supporter harus berkorban waktu, harta sampai nyawa sekalipun.

Asmara di antara Bobotoh dan Bonek tak selalu berlangsung indah dan mulus. Seperti pasangan kekasih yang punya rasa cemburu, sebal dan juga cemas. Akan selalu saja ada kerikil tajam yang coba mengganggu jalinan cinta agar retak.

Pun demikian halnya dalam persaudaraan antara Bobotoh dan Bonek yang sempat renggang akibat kesalahpahaman dan kurangnya komunikasi lantaran terlalu lama berkutat dengan jarak.

Didalam quotes “distance is nothing but communication does” sejatinya harus diaamiinkan betul oleh kedua supporter ini.

Terlebih di era media sosial seperti sekarang, jika ada informasi yang belum tentu valid kebenerannya tetapi sudah terlanjur viral apalagi dihembuskan secara masif dan continue, maka jangan heran jika banyak dari sebagian kita Bobotoh dan Bonek yang terhasut provokasi oleh “orang ketiga”

Lantaran iri dan dengki dengan persaudaraan Bobotoh dan Bonek ini yang sudah terlanjur terjalin lama.

Oknum “orang ketiga” seperti inilah yang akan selalu menjaga apik perselisihan yang berawal kecil dan dijadikan besar.

Tapi percayalah, apa-apa yang dibuat dengan sengaja akan terlihat dengan kebetulan-kebutulan yang tak pernah kita duga sebelumnya.

Waktu demi waktu akan menjawab, siapa yang kawan sejati dan kawan yang hanya memanfaatkan situasi.

Mengingat match kandang terakhir dengan Barito, sungguh sangat disayangkan, skor bisa disamakan di menit terakhir babak pertama dan babak kedua. Itu ibarat, udah ngincer gebetan berminggu minggu, skill pdkt khas badboy bandung udah juara, perhatian tak hentinya ke doi, tapi begitu lengah dikit aja eeehh ditikung batur dong. So sad to say.

Patah hati, kecewa dan Heran.

Heran karena mestinya sudah terbiasa mengalami ini.

Barangkali benar adanya, bahwa setiap pertandingan selalu melahirkan ceritanya sendiri.

Bahwa kecewa bukan hal yang terukur, tak pernah sama.

Ibarat hujan, kadang gerimis kadang deras bahkan bah.

Kekurangan ini wajib menjadi hal penting untuk perbaikan team, agar tidak terjadi kecolongan di menit terakhir, yang seharusnya bisa menjadi poin penuh dan tidak malah berbagi poin dengan lawan.

Jika Persib bisa menang dalam laga tandang melawan Persebaya, maka juara paruh musim pun sudah tak menjadi angan lagi.

Akhir kata,

Sebuah petikan terbaik dari Eyang Pram melalui buku “Bumi Manusia” yang berbunyi “lagi pula tak ada cinta yang muncul mendadak, karena dia adalah anak kebudayaan, bukan batu dari langit”

Mencerminkan sejatinya perjalanan persaudaraan antara Bobotoh dan Bonek ini berteman baik dengan pelajaran.

Karena lalajo persib sama dengan reuni akbar. Jadi, mari kita nikmati ajang silaturahmi ini.

See you there, hidup Persib!

Ditulis oleh pemilik akun Twitter account @mayairfandhi

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Piksi

Berita Terkini