Persib Rekrut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, Ini Fungsinya

Persib Rekrut Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, Ini Fungsinya dr. Alvin Wiharja bersama Omid Nazari. (Persib.co.id)

REPUBLIKBOBOTOH.COM - Persib Bandung merekrut dokter spesialis kedokteran olahraga, Alvin Wiharja. Alvin resmi memperkuat Persib sejak satu bulan lalu.

Nantinya, Alvin bertugas membantu para pemain Persib agar terhindar dari cedera. Selain itu, dokter lulusan Kedokteran Universitas Kristen Maranatha ini akan membuat tim besutan Robert Alberts tampil maksimal dalam latihan dan pertandingan.


Bukan itu saja, Alvin juga akan membantu Supardi Nasir dkk dalam hal percepatan pemulihan cedera dan pencegahannya. Menerapkan terapi olahraga sebagai obat untuk masalah cedera maupun penyakit degeneratif juga tugas dari dokter kelahiran 1986 ini.

Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


"Yang kami pelajari dari kedokteran olahraga adalah menggunakan sport and exercise itu sebagai modalitas utama, atau intinya sebagai obat ketika ada masalah kesehatan. Misalnya, masalah kesehatan karena cedera olahraga. Kita tidak hanya menggunakan obat biasa, atau alat-alat. Tetapi kita menggunakan olahraga sebagai obatnya," kata Alvin dikutip dari laman resmi klub.

Alvin juga menjelaskan tentang perbedaan kedokteran olahraga dengan ilmu lainnya. Dalam kedokteran olahraga, kata Alvin, mempelajari periodesasi dari spesifikasi latihan, mempelajari juga olahraganya, sehingga atlet yang mengalami cedera dapat kembali bermain dengan kondisi semula, bahkan lebih baik lagi.

"Pada umumnya prinsip yang harus dipegang adalah tidak ada satupun obat yang dapat meningkatkan kekuatan otot. Satu-satunya jalan adalah dengan exercise," ucapnya.

Pria yang pernah bekerja di Sports Medicine Centre (ISMC) Jakarta ini nantinya akan mengisi divisi sports science. Divisi ini merupakan spesifikasi sports medicine. Program utamanya adalah pencegahan terjadinya cedera selaligus meningkatan performa pemain dengan cara yang aman.

"Saya identifikasi faktor risikonya, misalnya ada atlet bermasalah dengan kecepatannya, atau denyut jantungnya berkurang, atau kadang-kadang merasa tidak nyaman saat bertanding, itu yang kita gali lebih dalam berdasarkan faktor-faktor risikonya yang ada di dalam atlet, atau faktor di sekitar atlet atau eksternalnya. Dari faktor itu yang akan kita modifikasi untuk menguatkan sisi yang lemah," jelasnya. (Raffy Faraz Ramadhan)

https://www.youtube.com/watch?v=XXYO_jm1uJs

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Editor: Helmi M Permana

Piksi

Berita Terkini