REPUBLIKBOBOTOH - Manis dan pahit sudah pernah dirasakan Jajang Nurjaman bersama tim Persib. Sempat dipuja hingga dihina juga sudah dialaminya.
Kegagalan tahun 2017 menjadi akhir kebersamaan pria yang akrab disapa Janur itu bersama Persib.
Dibalik keputusan mundur, ada banyak cerita yang belum terungkap, salah satunya dukungan dari Bobotoh sebelum mundur dari Persib.
Di program kesayangan Bobotoh, Podkesan REPUBLIK BOBOTOH, Janur beberkan penyebab mundurnya dari kursi kepelatihan Persib. Termasuk sudah tidak sejalannya antara Janur dan Persib di tahun 2017.
"Lalu saya mundur karena ada masalah yang sudah tidak sinkron, bagaimana pun Persib masih keluarga," ujar Djanur di Program Podkesan Republik Bobotoh yang sudah tayang di YouTube dan platform digital lainnya.
Keputusan untuk mundur dari kursi kepelatihan kepala Persib juga mendapatkan dukungan dari keluarga.
Terlebih Djanur sudah mendapatkan seruan untuk mundur dari sebagian kecil Bobotoh.
"Ya akhirnya dari keluarga memutuskan. Itu tadi sudah tidak sinkron dengan manajemen dan desakan dari bobotoh sebagian kecil," tambahnya.
Ia juga mengaku sempat mendapatkan dukungan dari banyak Bobotoh untuk tetap bersama Persib. Bahkan dukungan tersebut tak berhenti setelah ia memutusakn hengkang dari Persib.
"Soalnya jujur saat saya mau hengkang ada Bunda Ana (Triana Pujiastuti) dan temen temennya (Viking Girl) datang ke rumah untuk meminta tidak mundur dari Persib. Ada lagi dari Cicalengka bolak balik dan mereka hanya meyakinkan itu hanya sebagian kecil dari medsos," tambah pria asal Desa Malausma, Majalengka tersebut.
Sayangnya Djanur bukan tak ingin lagi bersama Persib, melainkan ia butuh penyegaran dan rehat dari aktifitas di sepakbola. Sehingga ia memilih mundur sambil menikmati masa rehatnta
"Saya juga butuh penyegaran saja semoga dipinang tim lain kan tidak selammaya di Persib," ujar eks pemain Mercu Buana Medan itu.
Pengalaman selama 5 tahun di Persib juga diakuinya sangat luar biasa. Bahkan pebgalaman tersebut sangat bermanfaat untuk karir kepelatihannya.
"Pemgalaman di Persib setelah 5 tahun di yang terakhir di pelatih kepala jadi pengalaman buat bekal di tim lain. Jadi bagaimana melihat tekanan dari bobotoh, memimpin tim besar, tekanan besar ya itu jadi hikmahnya," tuntasnya. (Raffy Faraz Ramadhan)