REPUBLIKBOBOTOH - Mantan pemain Persib, Asep Sumantri beberkan awal mulanya bisa terjun ke dunia sepakbola. Sejak kecil, ia tumbuh dan berkembang mengasah kemampuan mengolah bola di salah satu lapangan yang terletak di daerah Jalan Pahlawan, Kota Bandung.

Dalam program Podkesan Republik Bobotoh yang dipandu oleh Yana Umar, Asep Sumantri menuturkan sepakbola sudah menjadi sarana hiburan di lingkungan keluarganya. Saat ia masih duduk di Sekolah Dasar, orang tuanya selalu mengajak untuk nonton pertandingan Persib di Stadion Siliwangi.

Hanya saja karena keterbatasan biaya, orang tua Asep hanya bisa membeli satu tiket. Sehingga orang tuanya harus bernegosiasi dengan penjaga pintu tiket agar Asep bisa masuk menonton Ajat Sudrajat cs bertanding

"Saya awal suka sepakbola di Bandung, awalnya bapak suka nonton main bola dari jaman Ajat (Sudrajat) dan Wawan Karnawan, Asep diajak nonton usia 8 tahun, tahun 80-an lah,"

"Suatu saat bapak hanya beli 1 tiket, kata bapak itu dulu bilang ke petugas jaga pintu kalau ini anak kumaha lamun jadi pemain Persib? Terus bisa masuk dan nonton pertandingan," ujar Asep di Podkesan Republik Bobotoh yang sudah tayang di YouTube dan platform digital lainnya.

Kemampuan Asep memang terbilang mencolok dibanding rekan-rekannya yang lain. Orang tua Asep sadar bahwa anaknya itu memiliki kemampuan baik dan harus segera berlatih dengan tim yang fokus dalam meningkatkan bakatnya.

Akhirnya Asep bergabung dengan PS. Propelat di usia 13 tahun. "Nah terus di Siliwangi ada PS. Propelat masuk 83 usia 13 tahun. Saya dibawah 13 tahun mah bebecekan di Lapang Pahlawan," tambahnya.

Bersama Propelat, kemampuan Asep terus meningkat dan tak perlu waktu lama untuk tembus ke tim senior Persib. Padahal sebelumnya, ia hanya berada di tim junior Persib selama satu tahun.

"Tahun 86 akhir saya dipanggil ke senior, padahal cumah setahun di junior. Saya usia 17 masuk tim senior dan pemain paling muda. Di PS. Propelat juga Asep jadi tim senior tapi usia masih muda," imbuh pria asal Bandung tersebut.

Asep cukup berdampak besar bagi Persib sebagai gelandang bertahan. Sehingga, ia langsung menjadi pemain inti pada tahun 88 yang berlaga di Piala Persija.

"Pas main di senior langsung jadi starter pas Piala Persija tahun 88, kaget saya inti, pelatihnya Pak Nandar, Pak Thohir, Pak Dede Rusli. Dulu mah kan banyak kompetisi dan agenda PSSI," tukasnya. (Raffy Faraz Ramadhan)

Masih banyak lagi cerita menarik dari Asep Sumantri. Untuk lebih lengkapnya bisa langsung kunjungi Podkesan Republik Bobotoh yang sudah tayang di YouTube dan platform digital lainnya.

https://www.youtube.com/watch?v=yvqZ67gee_4