Viking Boys saat Talkshow REPUBLIKBOBOTOH.COM.
REPUBLIKBOBOTOH - Membuat koreografi di dalam pertandingan sepakbola cukup menguras tenaga. Hal tersebut disampaikan Viking Boys yang sempat ditunjuk Viking Persib Club (VPC) sebagai divisi kreatif dalam mendukung tim Persib Bandung.
Pada program Talkshow REPUBLIKBOBOTOH TV yang dipandu Vebista Tessa, salah seorang anggota Viking Boys, Eko Noer Rahman mengatakan ada beberapa tahapan dalam pembuatan koreo.
Penentuan tema dan lawan Persib menjadi salah satu hal penting dalam membuat koreo.
"Di awal mah cari informasi dulu lawan siapa siapanya, misalkan lawan Persija nih, nah kita pasti ngobrol dulu buat tema yang nantinya ditentukan, sama semua," Eko Noer Rahman.
Selain itu dana untuk membuat koreo juga diperhitungkan. Pasalnya dana yang didapat Viking Boys amat terbatas dan dimaksimalkan dengan kebutuhan.
Banyak metode penghitungan dalam membuat koreo. Eko mengatakan, awalnya pembuatan koreo itu dengan cara mengukur luas dari tribun dan menghitung kursi secara manual.
Akan tetapi pola penghitungan tersebut cukup memakan waktu sehingga pada akhirnya membutuhkan aplikasi menggambar agar bisa meminimalisir kesalahan.
"Nah kesibukan dalam menghitung dan segala macamnya itu sudah dari satu pekan sebelum pertandingan, tapi yang pusing juga cari dananya. Dana dan ide sudah ada ya bikin di Corel Draw,"
"Dulu mah ngitung kursi di Jalak manual, terus di desain, nah udah itu dihitung warna putihnya berapa lembar, warna birunya berapa lembar, lalu belanja, biasanya belanja H-3,"
Tak hanya itu, ada proses pemotongan kain saat seluruh pengerjaan masih manual. Tak jarang, pemotongan kain masih berlangsung hingga dini hari.
"Biasanya H-3 karena ada waktu buat motong, tiga hari itu ada waktu buat motong lah. Motongnya itu juga makan waktu lama," ujar Savik.
"Waktu itu motong kain bisa sampai jam 2 subuh, berarti pagi pagi ke Jalak, nah pas di Jalak itu masangin satu-satu di kursi, sesuai desain," tambah Eko.
Hal tersebut juga dibenarkan mantan Dirigen Viking Persib Club, Yana Umar. Ia mengatakan pembuatan koreo untuk Persib sudah melalui tahapan-tahapan yang matang.
"Banyak lah suka dukanya, awalnya kami ngukur pakai tambang, hitung manual, ngukur dari ujung ke ujung berapa, kebayang gak pusingnya. Dihitung itu susah, dikotret, dan akhirnya dibantu sama aplikasi Corel Draw. Nah setelah ketemu, akhirnya bisa meringankan pekerjaan jadi hanya tingga mencetak warna ini perlu sekian, warna itu perlu sekian," tuntas Yana. (Raffy Faraz Ramadhan)