REPUBLIKBOBOTOH - Nama Viking Boys sangat melekat ditelinga suporter Persib. Kreatifitasnya dalam mendukung tim Maung Bandung juga tidak usah diragukan lagi.

Akan tetapi Bobotoh tak banyak yang mengetahui awal mula Viking Boys terbentuk. Pada program Talkshow Republik Bobotoh yang dipandu Vebista Tessa, beberapa orang perwakilan Viking Boys membeberkan awal mula terbentuknya wadah kreatifitas tersebut.

Mantan dirigen Viking Persib Club, Yana Umar mengatakan setidaknya ada sentuhan khas Italia di dalam Viking Boys. Yana menjelaskan bahwa saat itu nama Viking Boys diambil ketika mendiang Ayi Beutik sedang membaca buku tentang ultras tim asal Negeri Pizza.

"Kalau nama Viking Boys itu berawal dari Almarhum (Ayi Beutik) jadi Viking Boys itu tahun 98-99an itu ada miskomunikasi sebenernya mah, awalnya ada barudak Italy yang juga Indonesia juga tapi mereka sangat idola sama Persib, mereka bawa buku buku suporter, majalah ultras kaya Napoli dan Inter, macem macem lah,"

"Nah Almarhum lihat dan baca-baca, nah Almarhum lihat salah satu foto namanya Viking Boysan, bukan Viking Boysan Inter, nah di foto itu huruf A dan N ketutup, jadi Viking Boys," ujar Yana di Talkshow Republik Bobotoh yang sudah tayang di Youtube Republik Bobotoh TV

Seiring berjalannya waktu, Viking Boys terus tumbuh di dalam komunitas suporter Persib. Di tahun 2013, Yana dan mendiang Ayi Beutik terbesit pemikiran untuk membuat koreografi saat Persib berlaga. Akhirnya Viking Boys ditunjuk menjadi divisi kreatif di Viking Persib Club.

Setelah penunjukan, Yana mengakui bahwa membuat koreografi di stadion amatlah sulit. Sehingga ia mencari literasi di sosial media terkait pembuatan koreografi dari beberapa tim di luar negeri.

"Berjalan waktu Viking Boys ini bukan komunitas tapi masih di dalam Viking, nah tahun 2013, saya kepikiran pengen punya tim koreo karena lihat di luar negeri bagus bagus, akhirnya nyobain buat tim, kami cari cari ilmu di media sosial, dan ketemu lah sama rekan rekan ini. Jadi rekan rekan ini yang khusus buat koreo saat itu,"

"Tahun 98-99 itu belum bergerak, hanya sekedar membuat baju dengam sablon Viking Boys, biasa aja sebutan. Nah 2013 itu Viking Boys ditunjuk jadi tim kreatif. Walaupun banyak juga tidak laki laki saja, perempuan juga pada bantuin," imbuhnya.

Yang paling diingat dunia ialah saat Viking Boys membuat koreo bertuliskan Save Rohingya. Aksi solidaritas atas tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar itu, terjadi saat Maung Bandung berhadapan dengan Semen Padang di Stadion si Jalak Harupat, pada tahun 2017 lalu.

Potongan kain warna putih dan adanya sentuhan warna merah dan biru tersusun rapi membentuk tulisan "Save Rohingya". (Raffy Faraz Ramadhan)

https://www.youtube.com/watch?v=PIG7GPJF-qU