REPUBLIK BOBOTOH - Mantan pemain Persib, Firman Utina beberkan rahasia besar saat kursi pelatih kepala Persib terancam di masa transisi musim 2013 menujun 2014.

Saat itu posisi Djadjang Nurdjaman sempat berada di ujung tanduk karena hadirnya beberapa nama pelatih beken yang syarat akan prestasi.

Pria asal Manado itu menjelaskan, setelah menjalankan musim yang impresif di kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2012-2013 dan finis di posisi 4, manajemen Persib justru mengadakan pertemuan kecil yang dihadiri pemain dan petinggi tim, namun tidak melibatkan pelatih Djanur, sapaan Djadjang Nurdjman.

Dalam pertemuan tersebut ada beberapa pembahasan, salah satunya pembahasan kursi pelatih kepala. Ia mengatakan bahwa saat itu posisi Djanur berada di ujung tanduk karena Persib mendapatkan tawaran pelatih kawakan asal Austria, Alfred Riedl.

Akan tetapi FU menjelaskan bahwa seluruh pemain kompak memilih Djanur untuk melanjutkan perjuangan tim di musim 2013/2014. Pasalnya semua pemain tampak yakin Janur belum mengeluarkan seluruh kemampuannya di musim 2012/2013.

"Semua datang mengikuti diskusi kecil ada pemain dan Pak Glenn tanya tentang pelatih dan juga rencana di 2014. Kami masih ingin Pak Djadjang, sebenarnya banyak pelatih yang menawarkan diri ke Persib," kata Firman di program Podkesan REPUBLIK BOBOTOH yang sudah tayang di YouTube dan platform digital lainnya.

"Tapi pemain kompak ingin Pak Jadjang karena kami lihat Pak Jadjang belum mengeluarkan sepenuhnya. Kami rasa belum puas, jadi masih banyak yang ikut campur lah," bebernya.

"Perbandingannya juga bukan main ada nama almarhum coach Riedl mau disuruh pilih. Kalau kita mau, kita juga sudah tahu kualitas Riedl seperti apa," kata FU.

FU juga meyakini bahwa seluruh pemain Persib di musim 2013/2014 sudah sangat kenal dengan sosok Alfred Riedl yang mampu melambungkan kembali nama Indonesia di kancah sepakbola Asia Tenggara.

Akan tetapi, seluruh pemain sangat yakin bahwa Djanur mendapat beberapa halangan saat meracik tim sehingga di musim 2012-2013 belum bisa memaksimalkan taktiknya.

Lihat saja, meski finis di posisi 4, produktivitas gol skuat Persib meningkat bila dibandingkan musim sebelumnya.

Dari total 34 pertandingan yang dilakoni Persib, Firman Utina dan kawan-kawan mampu menorehkan 72 gol dan kemasukan 43 gol. Dibandingkan dengan musim lalu hanya 49 gol dan 49 kebobolan.

"Tapi saya dan yang lain disitu bahwa Pak Djadjang belum mengeluarkan semua, kayak ada yang menghadang," tuntasnya. (Raffy Faraz Ramadhan)

Tonton videonya di sini

https://www.youtube.com/watch?v=VOSBTkUVjxs