Hariono. (Persib.co.id)
REPUBLIK BOBOTOH - Mantan pemain Persib, Firman Utina memiliki banyak kenangan manis bersama Persib. Selain berhasil membawa juara, pria asal Manado itu punya kenangan unik bersama gelandang tangguh yang kini memperkuat Bali United, Hariono.
Hariono memang sudah menjadi ikon bagi sepakbola Bandung. Meski berasal dari Sidoarjo, Hariono mampu memberikan kesetiaan untuk Persib dan Bandung selama lebih dari 10 musim.
Firman mengatakan, Hariono merupakan sosok yang rendah hati dan sulit ditebak. Hariono juga tak banyak bicara tapi mampu berbicara banyak ketika disuruh menunjukan semangat juangnya saat dipercaya mengawal lini tengah Persib.
"Sosok pemain low profile, pemain yang susah ditebak kenapa susah ditebak karena gak banyak omong, gak banyak permintaan, tapi kalau bicara fighting spirit di lapangan ya luar biasa," kata Firman di program Podkesan REPUBLIK BOBOTOH yang sudah tayang di YouTube dan platform digital lainnya.
Eks pemain Sriwijaya FC it juga menjelaskan bahwa keberadaan Hariono sangat membantu kinerjanya saat bekerjasama di sektor tengah permainan.
Terutama dalam urusan bertahan, Firman mengaku nyaman ketika timnya mendapatkan serangan dan ada Hariono yang menghadang.
"Saya sangat terbantu dengan Hariono dan saya terbantu dengan mereka para pemain gelandang. Umur saya 34 dan kondiai saya menurun. Tapi saya percaya ada Hariono dan Dedi kusnandar membantu di belakang,"
"Mereka bisa membantu kinerja saya disaat transisi defending. Saat begitu defending dan saya lihat Cak Gondrong di belakang ah aman, koplo No," kenangnya.
Lebih lanjut, Firman menilai Hariono merupakan sosok yang memiliki karakter kuat. Seperti yang pernah dilihatanya kala Hariono berseragam Timnas Indonesia tahun 2011.
Saat itu Hariono berhasil mencetak gol ke gawang Palestina di menit 65. Sayangnya saat itu, pelipis Hariono harus mendapat perawatan karena robek terkena sepakan lawan saat menceploskan bola ke gawang.
Meski mendapat perawatan medis, Hariono justru masih kuat bertanding dan tidak ingin diganti. Termasuk di Persib, karakter Hariono semakin menjadi dibanding saat masih berseragam Deltras Sidiarjo.
"Bicara Hariono sosok yang fighting spirit, orang yang low profile, saya pernah di timnas bareng dia waktu lawan Palestina, sempat sobek tapi dia gak mau diganti dan tetap bertarung di lapangan. Hariono punya karakater, karakter itu lebih dibanding Hariono bermain di Deltras. Dia merasa bahwa Persib itu sudah jiwanya dia," imbuhnya.
Untuk urusan mencetak gol, Firman sangat ingin melihat Hariono memcetak gol bersama Persib. Beruntungnya Firman bisa melihat Hariono mencetak gol dari titik putih meski sedang tidak berada di dalam lapangan.
"Saya sangat nunggu lihat Hariono buat gol di depan saya, waktu buat gol itupun kita dorong akhirnya mau ambil dia, alhamdulillah," beber pria asal Manado itu.
Yang paling diingatnya ialah ketika Firman yang selalu mengunjungi kamar Hariono di mes Persib, Jalan Ahmad Yani Kota Bandung. Di dalam kamarnya, Firman kagum karena Hariono memiliki gendang.
"Beberapa kali saya ajak mencari suasana baru. Saya sering ngobrol sama dia dan saya sering ke kamar dia meski dia jarang ke kamar saya. Saya ke kamar dia enak, ada gendang, koplo. Sama Tony, mungkin Tony jadi vocalisnya," kata eks pemain Persma itu.
"Hariono sepertinya punya bakat main gendang, jago main gendang. Di kamarnya ada kendang. Ada bahasa uniknya kalau main pas sudah menang itu di koplo, jadi ada iramanya," tutup Firman Utina. (Raffy Faraz Ramadhan)