REPUBLIK BOBOTOH - Kiper muda Persib yang kini memperkuat Bandung United FC Aqil Savik, kecewa degan sikap arogan oknum bobotoh yang meluapkan kekecewaanya dengan merusak mobil berplat B di Kota Bandung.

Bobotoh kecewa dengan dua kali kekalahan Persib atas Persija Jakarta di Final Piala Menpora 2021.

Di leg pertama Persib kalah dengan skor 2-0, lalu di leg kedua Maung Bandung kembali harus menelan kekalahan 2-1 atas Persija, dan gagal meraih gelar juara.

Buntut dari kekecewaan bobotoh itu, sempat terjadi penyerangan ke Graha Persib yang dilakukan segerombolan orang mengenakan sepeda motor.

Lalu, tak lama kemudian, beredar postingan sebuah mobil plat B dirusak dan dicoret-coret segerombolan orang tak dikenal, dan ternyata itu adalah mobil kakaknya Aqil Savik.

Melalui Instagram pribadinya, Aqil memposting di Instastorynya sebuah foto mobil hitam berplat nomor B dicoret-coret oleh segerombolan orang tak dikenal.

Dalam keterangannya, Aqil mengatakan pengendara mobil tersebut adalah kakak perempuannya yang membawa mobil seorang diri.

Aqil menulis di akun pribandinya @aqil_savik sebuah ungkapan kekecewaan. "Sangat-sangat kecewa!" terlihat foto mobil yang dicoret-coret dan tertulis pemilik akun @raigunatesar, "tolong lah jangan mentang2 plat B, warga Bandung kok gini sih, padahal ade saya juga pemaen Persib @aqil savik @persib" tulisnya.

Tangkapan layar postingan di Instagram @aqil_savik

Lalu, Aqil kembali mengunggah postingan di Instastorynya dengan foto yang sama sebuah mobil kakaknya dengan tulisan ungkapan kekecewaanya.

"Tolong dong jangan kayak gini! Jadi suporter harus dewasa! Ini mobil keluarga saya sendiri. Saya tau kecewa tapi tidak dengan cara begini dan tidak harus seperti ini!,"

"Tidak ada team yang mau kalah, semua pasti ingin memberikan yg terbaik dan menang! Jujur sangat kecewa. Jangan mencoreng nama baik," tulisnya.

Tak lama dari itu, Aqil kembali memposting sebuah tulisan yang kembali menyayangkan sikap suporter tersebut.

"Saya tahu ini pertandingan penting, meyangkut harga diri. Tapi kalian hanya bisa mendukung disaat menang saja? Tidak dengan kekalahan? Itu yang dinamakan suporter?"

"Jadilah suporter yang dewasa, sepakbola sejatinya adalah hiburan untuk masyarakat dan alat pemersatu bangsa bukan pemecah," tuntasnya. (Kris Andieka)