REPUBLIK BOBOTOH - Klub-klub Liga 2 masih berdebat soal format pertandingan. Opsi yang disodorkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) masih belum diterima oleh semua tim peserta.

Dalam rancangan awal, PT LIB memproyeksikan Liga 2 musim 2021/2022 melibatkan 24 klub yang dibagi ke dalam empat grup yang masing-masing dihuni enam tim.

Dua klub teratas masing-masing grup lolos ke babak 8 besar untuk memperebutkan tiga tiket promosi ke Liga 1. Sementara dua tim terbawah dari masing-masing grup terdegradasi.

Tapi opsi yang disodorkan PT LIB tersebut sampai sekarang belum disetujui oleh semua tim. Terutama terkait jumlah klub yang terdegradasi ke Liga 3.

Salah satu klub yang menolak opsi format kompetisi yang ditawarkan PT LIB adalah Persiba Balikpapan. Itu disampaikan Presiden Persiba Gede Widiade yang menegaskan, rancangan format Liga 2 itu tidak sepadan dengan masa persiapan tim dan pendanaan yang dikeluarkan klub.

"Jadi, tidak fair apabila Liga 1 menggunakan sistem kompetisi normal, sedangkan Liga 2 dengan sistem home tournament empat grup. Apalagi yang terdegradasi delapan," ungkapnya dikutip dari laman Jawa Pos, Selasa 8 Juni 2021.

Sementara Hizbul Wathan FC konsisten menentang opsi dari PT LIB, terutama mengenai jumlah klub yang terdegradasi. Klub lain yang dengan tegas menolak format empat grup adalah Semen Padang FC.

Sementara klub yang mendukung atau pro atas opsi yang ditawarkan PT LIB, salah satunya adalah Dewa United. Mereka menilai, format kompetisi empat grup dibuat dengan alasan logis mengikuti situasi dan kondisi saat ini yang masih dalam masa pandemi Covid-19.

"Karena PSSI dan PT LIB tentu tak mau ambil risiko memakai format lama yang punya potensi tinggi meningkatkan persebaran virus Covid-19," kata CEO Dewa United Kevin Hardiman. (RB)