Direktur Operasional LIB, Sudjarno (kanan). (Raffy Faraz Ramadhan/Republik Bobotoh)
REPUBLIKBOBOTOH - Insiden serangan jantung yang dialami pemain Denmark, Christian Eriksen saat Denmark berjumpa Finlandia di Piala Eropa 2020 beberapa waktu lalu menjadi pelajaran bagi PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi di Indonesia.
"Kejadian Eriksen itu menjadi acuan dan pejaran bagi kita," kata Direktur Operasional LIB, Sudjarno dikutip dari laman Antara.
Sudjarno menambahkan, teknik pertolongan pertama kepada pemain yang tiba-tiba tidak sadarkan diri di lapangan amatlah penting di kompetisi Liga 1 dan Liga 2.
Dalam kasus Eriksen, kata Sudjarno, kapten Timnas Denmark, Simon Kjaer melakukan pertolongan pertama dengan menahan lidah Eriksen agar tidak tertelan.
Diketahui, dalam kondisi tidak sadar lidah seseorang bisa tertelah dan menutup saluran pernapasan.
Melihat kasus tersebut, LIB meminta kepada semua dokter tim untuk membagikan wawasan kepada para pemainnya terkait pertolongan pertama di lapangan.
LIB juga akan mengadakan lokarya medis kepada para tenaga kesehatan klub.
Terlebih di Indonesia hal tersebut pernah terjadi saat kiper Persela Lamongan, Choirul Huda mengalami henti jantung dan nyawanya tidak tertolong.
"Dokter tim harus memberikan pemahaman tentang hal tersebut kepada pemain. Dalam waktu dekat kami juga akan membicarakan soal ini dengan APPI," kata Sudjarno.
Sementara itu Presiden Komite Eksekutif APPI yang juga mantan bintang Persib Bandung, Firman Utina mengatakan, insiden yang menimpa Eriksen harus menjadi pelajaran tentang pemahaman pemain dan pentingnya pertolongan pertama.
"Itu satu pelajaran bagi seluruh pesepak bola dunia termasuk Indonesia. Kejadian yang menimpa Eriksen menjadi pembelajaran bagaimana memberikan pertolongan pertama apabila ada rekan yang mengalami cedera di tengah lapangan," kata Firman Utina. (HL)