REPUBLIK BOBOTOH - Yaris Riyadi pantas dimasukan dalam daftar pemain legendaris dan ikonik Persib Bandung yang tak pernah mencicipi gelar juara sepanjang kariernya bersama Maung Bandung maupun klub lain.

Yaris adalah produk binaan klub anggota Persib, PS UNI dan dia mulai dipoles Maung Bandung ketika memasuki usia remaja bersama tim junior di awal tahun 1990-an.

Perjalanan Yaris Riyadi bersama Persib dimulai ketika Maung Bandung masih dihuni banyak pemain dari salah satu generasi emasnya. Di posisi gelandang, Persib saat itu masih memiliki Yusuf Bachtiar di posisi playmaker.

Bakat Yaris sendiri sebenarnya mulai dilirik tim senior Persib jelang bergulirnya kompetisi Liga Indonesia musim 1994/1995. Yaris yang membela skuat Persib U-23 dipanggil untuk mengikuti persiapan pramusim dan seleksi tim yang digelar di Subang.

Tapi dia gagal meyakinkan Indra Thohir untuk memasukannya dalam skuat utama Maung Bandung. Begitu pun ketika kompetisi bergulir, Yaris sempat dua kali dipanggil menjalani seleksi. Tapi lagi-lagi gagal mendapatkan tempat di skuat utama Maung Bandung. Yaris bahkan, mengaku dia sempat frustasi dan merasa sudah tak memiliki harapan masuk skuat utama Persib.

Pada musim tersebut Persib akhirnya tampil jadi juara Ligina I musim 1994/1995 hanya dengan bermaterikan 100 persen pemain lokal seusai mengandaskan Petrokimia Gresik dengan skor 1-0 di laga final.

Sementara Yaris meski sudah jadi bagian dari Persib, ketika itu tak terlibat langsung dalam skuat utama yang mengangkat trofi juara karena dia masih berkutat di level kelompok usia, termasuk membela tim Porda Kota Bandung.

Yaris baru diorbitkan ke tim utama Persib pada musim berikutnya ketika Maung Bandung dilatih Risnandar Soendoro. "Saya mendapatkan posisi saya di Persib sekarang dengan susah payah," cerita Yaris dinukil dari dokumen Tabloid Bola edisi Minggu Pertama Juni 1997.

"Saya bahkan beberapa kali hampir frustasi. Nah yang membuat saya agak frustasi adalah ketika Pak Thohir bilang: 'Kamu main dulu di tim Porda'. Saat itu saya pikir, ah nggak ada harapan masuk Persib lagi," kata Yaris kemudian.

Tabloid Bola kala itu menggambarkan gaya dan karakter bermain Yaris seperti legenda sepak bola nasional dan mantan pemain Persita Tangerang, Elly Idris. Itu karena keduanya sama-sama bertubuh kecil dan lincah. Tapi Yaris dinilai lebih lentur dalam bergerak.

Yaris sendiri tercatat membela Persib dalam dua periode. Pertama dari musim 1995 sampai 2003. Tahun 2003, Yaris sempat dipinjamkan ke Pelita Krakatau Steel sebelum kemudian kembali ke Persib hingga berakhirnya Ligina XIII musim 2007/2008.

Setelahnya dia membela Persikab Kabupaten Bandung dan sempat berkarier di PSIS Semarang serta Bandung FC yang berlaga di Liga Prima Indonesia.

Puncak penampilan dan karier Yaris bisa dibilang terjadi pada akhir era 1990-an hingga awal 2000-an. Selama periode itu, Yaris juga beberapa kali dipanggil masuk timnas Indonesia.

Ketika itu dia menjadi idola utama bobotoh, bahkan sejumlah pedagang menjadikannya sebagai 'komoditi' untuk berjualan, seperti membuat gantungan kunci Yaris dengan nomor punggung identiknya 3.**

VIDEO