Deden M Natshir saat mendapat penanganan cedera. (Foto: Twitter Persib)
Ia menjelaskan bahwa cedera patah tulang tibia dan fibula itu didapatnya saat hendak menghadang bola yang dikuasai oleh Bruno Matos.
Saat berbenturan dengan Bruno, Deden mengaku, tak merasakan rasa nyeri. Namun ia mengetahui ada yang tidak beres di bagian kakinya setelah mendengar suara aneh.
"Saat itu kaki sakit gak terlalu sakit, malah saat saya tahu cedera itu karena bunyinya yang sangat keras. Apalagi saya patah tulang tibia sama fibula," kata Deden di YouTube Persib.
Sesaat setelah berbenturan, Deden langsung duduk sambil melihat kakinya. Ia pun terkejut saat melihat bentuk kakinya yang sudah tidak berbentuk normal.
"Itu kan main di Jakarta, penonton banyak, dan yang saya tahu bunyinya patah tulang, habis itu saya duduk dan lihat kaki saya, bentuk kaki saya sudah gak normal," ujar Deden.
Saat di lapangan, pria asal Soreang itu hanya merasakan sakit dengan intensitas rendah. Setelah selang beberapa jam dan masuk ruang operasi, Deden merasakan sakit yang luar biasa pada bagian cederanya.
"Setelah itu saya baru ngerasa sedikit sakit dan sudah beberapa jam, udah mau masuk ruang operasi, itu ngerasain sakit yang luar biasa," imbuh eks punggawa Arema Cronus itu.
Tak sampai disitu, rasa sakit Deden juga masih berlanjut setelah melalui proses cedera. Bahkan saat ia meminta dokter untuk memberikan obat pereda nyeri, dokter justru tidak memberinya karena Deden sudah mendapat obat pereda nyeri dengan dosis tinggi.
"Terus sesudah operasi masih merasa sakit sampai saya meminta obat penahan rasa sakit dan dokter sudah gak kasih karena dokter sudah kasih dosis tinggi tapi saya rasa sangat sakit sekali." tuntasnya.**