Akhmad Hadian Lukita. (Ligaindonesiabaru.com)
REPUBLIK BOBOTOH - Setelah puluhan pemain dan ofisial tim terkonfirmasi positif Covid-19, banyak pihak yang mendesak agar gelaran kompetisi Liga 1 2021 diberhentikan sementara. Hal tersebut disarankan guna menjaga keselamatan semua pihak dan menjaga kualitas kompetisi itu sendiri.
Mendengar desakan tersebut, Direktur PT Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita buka suara. Menurutnya pemberhentian kompetisi secara sementara tak bisa dilakukan serampangan dengan banyak kasus Covid di lingkungan Liga 1.
Dalam memutuskan aturan, lanjut Akhmad, PT LIB perlu mempertimbangkan baik dan buruk bagi banyak pihak. Pasalnya pemberhentian kompetisi dinilai memiliki dampak buruk yang menyebabkan kualitas kompetisi menurun.
Baca Juga: Spider-Man dan Venom Membuat Pendapatan Sony Pictures Meroket
"Itu kita mendengar semua masukan dan saran juga, tapi kita tidak semata-mata membuat keputusan, harus diperhitungkan. Kan kaya mobil, gak boleh rem mendadak karena banyak barang pecah makanya hati-hati. Kalau ngerem harus tepat, gak boleh asal hitung," ujarnya pada Jumat, 4 Februari 2022.
Sebagai operator kompetisi, PT LIB akan merumuskan rancangan demi mendapatkan keputusan terbaik bagi banyak pihak. Namun rumusan rencana itu belum mengerucut terhadap pemberhentian kompetisi secara sementara, karena PT LIB masih berupaya dalam menekan angka Covid-19.
"Kalau secara algoritma kita lagi merumuskan mudah mudahan ya dapat yang terbaik. Kita lagi fokus memutus mata rantai covid ini, lihat lagi perkembangannya, kita tracking dan tracing dulu, karena pergerakan covid omicron ini dinamis," tambahnya.
Melihat penularan yang cukup dinamis, pria yang akrab disapa Luluk itu menilai akan ada dua kemungkinan. Apabila tren penularan Covid menurun, maka kompetisi akan tetap berlanjut sesuai rencana.
"Dinamis sebenarnya, naik turun, seperti Madura (United) dan Persib kan banyak, ada lima, tiga, dua, satu, karena ini yang awalnya banyak kan ,tapi menurun, kita lihat trennya, kalau terus menurun ya kita lanjut," imbuh Luluk.
Baca Juga: 2 Pekan Terakhir, Kasus Harian Covid-19 di Kota Bandung Naik 10 Kali Lipat
Baca Juga: Pelaku Penikaman Suporter Sepak Bola di Yunani Dijatuhi Hukuman Penjara
Namun ketika kasus Covid terus meningkat, ia mencoba untuk melirik opsi lain dengan menunda gelaran kompetisi secara sementara.
"Ya kita lihat salah satu opsi ditunda, tapi kan ditundanya juga harus dihitung berapa lama, persiapannya berapa lama. untuk itu kami tracking dan tracing terus pergerakan pemain kemana saja, kalau ke pertandingan juga harus kita pantau. karena ini bubble to bubble, bukan semi bubble," tuntas Akhmad Hadian Lukita.**