Ilustrasi - Para pemain Persib di laga kontra Borneo FC. (MO Persib)
REPUBLIK BOBOTOH - Dua pertandingan di Liga 1 2021 tertunda terakhir adalah laga Persib Bandung melawan PSM Makassar, pasalnya Maung Bandung hanya memiliki 13 pemain yang tersisa.
Semuanya disebabkan melonjaknya kasus Covid-19, bahkan di kubu Persib menyerang pada jajaran pelatih.
Sesuai pasal 52 ayat 7 regulasi Liga 1 2021-2022, setiap klub yang bakal bertanding wajib memiliki 14 pemain.
Jika kurang, maka akan diadakan pertemuan darurat untuk menentukan status pertandingan.
Desakan pada LIB (Liga Indonesia Baru) agar menunda gelaran Liga 1 mulai ramai diisukan belakangan ini.
Tak ayal membuat Direktur PT LIB, Akhmad Hadian Lukita buka suara terkait isu penundaan Liga 1.
"Kami mendengar semua masukan dan saran juga, tetapi kami tidak semata-mata membuat keputusan, harus diperhitungkan," tegas Akhmad Lukita dikutip dari bolasport.
Akhmad Lukita mengibaratkan Liga 1 2021 adalah sebuah mobil yang tidak bisa berhenti secara mendadak karena banyak barang pecah belah.
"Kalau menginjak rem harus tepat, tidak boleh asal makanya hati-hati," tambahnya,
Saat ini PT LIB sedang berfokus pada tracing dan tracking kasus Covid-19 di Liga 1.
Akhmad juga menyatakan PT LIB melakukan evaluasi terkait sistem bubble yang diterapkan di Liga 1.
"Kami tracking dan tracing dulu karena pergerakan Covid varian Omicron ini dinamis. Aneh juga, karena yang ini kena, yang itu tidak kena. Yang dekat tidak kena, malah yang jauh kena. Kami terapkan sistem bubble di setiap akomodasi," paparnya.
Karena itu, opsi penundaan bisa jadi diambil oleh PT LIB untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi.
"Ya, kami lihat salah satu opsi ditunda, tetapi ditundanya juga harus dihitung berapa lama, persiapannya berapa lama."
"Untuk itu kami tracking dan tracing terus pergerakan pemain ke mana saja, kalau ke pertandingan juga harus kami pantau. Karena ini bubble to bubble, bukan semi-bubble," katanya.
Opsi lainnya yang diberikan Akhmad Hadian Lukita adalah pemindahan venue pertandingan dari Bali.
"Memindahkan venues itu juga harus dilihat dulu, izin bagaimana, venue-nya bagaimana.Lokasi yang kami tuju pun harus dilihat juga, kalau kasus Omicron-nya banyak, ya sama saja," pungkasnya.**
VIDEO