Salah satu momen yang terjadi di pertandingan Bhayangkara FC vs Persib. (Adam Husein/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Petinggi Persib Bandung menjawab pertanyaan seorang bobotoh terkait flare.
Meski sudah dilarang dan gencarnya kampanye terkait bahaya flare di stadion, barang tersebut masih tetap 'ada' di beberapa pertandingan Persib.
Salah satu contohnya pada laga pamungkas Persib kontra Persikabo 1973 beberapa bulan lalu, pesta flare mewarnai akhir pertandingan tersebut.
Baca Juga : Pemain Asing Baru Persib Tyronne del Pino Sapa Bobotoh
"Mengapa flare bisa masuk dan bagaimana sistem pengamanannya di stadion?" tanya Rendy dalam acara "Mapag Liga 1 Ngariung Ngobrolkeun Persib" di GOR C-Tra Arena Kota Bandung dikutip dari laman resmi Persib.
Direktur Operasional PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Iskandar Kunaefi menjelaskan, pihak penpel dan keamanan sejauh ini sudah maksimal dalam menggelar laga kandang Persib.
"Sistem pengamanan sudah cukup berlapis. Panitia penyelenggara juga melakukan pengecekan, termasuk body checking ketat."
"Tapi sebaik apapun sistemnya, kalau niatnya menyelundupkan, tetap masih bisa bocor. Sistem akan diperkuat, tapi kami benar-benar meminta semua untuk meningkatkan kesadaran," kata pria yang akrab disapa Kang Is ini.
Kang Is berharap, pada kompetisi-kompetisi ke depan, flare sudah tidak ada lagi.
Penyalaan flare di stadion, kata Kang Is merupakan bentuk penyalahgunaan.Karena menurutnya, flare hanya bisa dinyalakan saat situasi darurat seperti di laut, tersesat di dalam hutan, dan sebagainya.
"Ini demi kenyamanan dan keselamatan kita semua. Karena bobotoh yang datang ke stadion ini 'kan dulur (saudara) kita juga," katanya.
Baca Juga : Riwayat Cedera Tyronne del Pino yang Resmi Gabung Persib Bandung
"Jadi, ketika dinyalakan di dalam stadion, itu artinya ada penyalahgunaan. Saya tidak berbicara soal denda, tapi flare itu berbahaya."
"Tidak hanya dari apinya yang panasnya bisa melelehkan baja, asapnya juga ketika terhirup, bisa membuat seseorang sesak napas," tegasnya.**