RBCOM - Heboh soal adanya aturan baru yang diberlakukan bagi penonton Liga Indonesia yang ada di stadion.

Mereka tidak lagi diperkenankan untuk merekam jalannya pertandingan. Bukan hanya penonton, larangan yang sama juga berlaku bagi wartawan yang ada di tribun media.

Kabar tersebut memantik kontroversi, sebab di era digital saat ini, mayoritas penonton yang datang ke stadion pasti ingin mengambil foto dan video untuk dijadikan konten.

Karena itu, I.Ieague memberikan klarifikasi mengenai kebijakan produksi konten di dalam stadion. Judul utama dari kebijakan ini sederhana: tidak ada regulasi khusus yang membatasi penonton umum.

Baca Juga : Eliano Reijnders Senang Sekaligus Kecewa usai Lakoni Debut Bersama Persib

Melalaui laman resminya, I.League sepenuhnya menghargai peran krusial penonton dalam menciptakan atmosfer stadion yang elektrik dan penuh semangat.

Selama aktivitas produksi konten oleh penonton, seperti merekam video atau mengambil foto, bersifat non-komersial (misalnya sekadar membagikan pengalaman pribadi di media sosial tanpa tujuan menjual atau monetisasi).

I.League memandangnya sebagai bagian tak terpisahkan dari semarak pertandingan. I.League mendorong para suporter untuk terus berbagi momen kebahagiaan mereka.

Namun, untuk menjaga profesionalisme dan keberlanjutan ekosistem penyiaran, I.League menetapkan batasan tugas yang jelas bagi rekan-rekan media serta para pembuat konten komersial.

Posisi media dalam pertandingan memiliki batasan tugas yang spesifik untuk memastikan alur kerja yang efisien dan menghormati hak siar yang ada.

Baca Juga : Lapangan GBLA Tergenang Air, Persib vs Persebaya Dihentikan Sementara

Jurnalis yang duduk di tribun media diharapkan fokus untuk menulis laporan dan berita pertandingan. Sementara fotografer profesional memiliki area khusus di pinggir lapangan untuk mengambil foto berkualitas tinggi.

Mengenai pengambilan video dari tribun media oleh wartawan: saat ini I.League belum memberikan izin untuk itu.

Kebijakan ini diterapkan karena semua hak siar untuk pertandingan telah dikelola secara eksklusif oleh pihak yang memiliki lisensi resmi, dalam hal ini EMTEK.

Untuk para pembuat konten seperti YouTuber dan influencer, I.League memahami keinginan untuk mengabadikan pertandingan.

amun, alasan pembatasan perekaman video untuk tujuan komersial adalah adanya potensi kegiatan yang signifikan dan tumpang tindih dengan hak siar resmi.

Perlindungan terhadap hak siar ini sangat penting agar penyelenggaraan kompetisi dan liputan media dapat terus berjalan secara profesional dan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari upaya untuk melindungi hak media resmi sekaligus tetap mengapresiasi kreativitas para pembuat konten, I.League juga tengah menyiapkan mekanisme tersendiri bagi YouTuber maupun konten kreator yang ingin membuat konten pertandingan.

Baca Juga : Hasil Persib vs Persebaya, Gol Uilliam Barros Bawa Maung Taklukan Green Force

Mekanisme ini nantinya akan mengatur ruang lingkup dan tata cara perekaman serta distribusi konten agar tidak bertentangan dengan hak siar yang telah dimiliki oleh pihak resmi.

Detail mengenai mekanisme tersebut akan diumumkan secara resmi pada tahap berikutnya, setelah melalui proses diskusi dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait.

I.League berkomitmen untuk menciptakan keseimbangan antara pengalaman otentik para penonton dan kewajiban profesional kepada para pemegang hak siar.

I.League berterima kasih atas pengertian dan kerja sama dari para penonton, media, dan seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung kemajuan sepak bola Indonesia.****