Kedunguan ‘Bobotoh’ dan Kebebalan Persib di Bursa Transfer

Kedunguan ‘Bobotoh’ dan Kebebalan Persib di Bursa Transfer

Dengan teori apa dan bagaimanapun, sulit disangkal bahwa Bobotoh adalah market dengan value yang amat sangat menjanjikan bagi industri media sosial maupun konvensional. Setiap kabar soal Persib baik itu yang faktual ataupun yang hanya sekadar gosip semata, sudah pasti bakal jadi buruan Bobotoh yang secara pasar punya nilai signifikan dalam hal jumlah.


Di bursa transfer jelang bergulirnya musim kompetisi Liga Indonesia 2020 kali ini pun tak jauh beda, kabar soal siapa saja pemain yang akan datang dan hengkang dari klub berjuluk Maung Bandung itu menjadi menu andalan di tiap dapur redaksi media untuk kemudian diolah dengan berbagai gimmick penyedap rasa agar terkesan lebih menarik untuk dihidangkan.

Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


Percayalah, tak semua yang disajikan media adalah berita fakta, terlebih kabar yang dimaksud hanya bersumber dari akun media sosial semata. Media sesekali perlu memakai gimmick agar berita yang dihidangkan mempunyai nilai baca tinggi dan atau setidaknya mampu menarik perhatian pembaca. Pegiat media sering menyebutnya dengan istilah clickbait.

Tentunya Bobotoh tak akan lupa dengan nama-nama besar semisal Wesley Sneijder, Irvan Bachdim ataupun Evan Dimas di awal musim lalu. Ketiga nama tersebut jadi buah bibir di kalangan Bobotoh akibat ulah beberapa media yang mengaitkan nama mereka dengan Persib Bandung. Namun fakta yang tersaji justru berbanding terbalik dengan ekspektasi Bobotoh, nama-nama yang datang ke Bandung tahun lalu justru merupakan nama yang terdengar asing yang bahkan untuk ukuran dunia persepakbolaan Indonesia pun masih sangat jarang terdengar.

Terlebih jika kita mundur ke medio beberapa tahun lalu, tiap awal musim dan ketika jendela transfer mulai dibuka, nama Cristian Gonzales yang kala itu sedang moncer bersama Persik Kediri, selalu mengisi slot terdepan di headline media sebagai salah seorang pemain yang kerap dikaitkan dengan Persib. Namun nyatanya?

Gonzales memang sempat berlabuh di Persib pada musim 2009 hingga 2011, namun kala itu usia pemain yang karib disapa El Loco itu sudah mulai menua dan sudah tak lagi menunjukkan kegarangannya di muka gawang lawan seperti ketika ia bermain di Persik.

Di bursa transfer musim ini, klub kebanggaan warga Jawa Barat itu kembali dikaitkan dengan beberapa nama semisal Ferdinand Sinaga, Alfath Fathier, Gavin Kwan Adsit hingga striker asing yang sebelumnya bermain di Hanoi FC, Ganiyu Oseni.

Bahkan beberapa akun media sosial yang kerap menjadi rujukan Bobotoh untuk tiap hal yang berkaitan dengan Persib, sudah berani menyatakan bahwa beberapa nama di atas sudah menjalin kesepakatan dengan manajemen Persib. Namun kabar terakhir menyebut bahwa salah satu nama yang dikaitkan dengan Persib untuk mengisi slot pemain guna mengarungi kompetisi 2020 mendatang, Alfath Fathier, justru dikabarkan telah hampir pasti mendarat ke klub seteru, Persija Jakarta!

Selain Gavin Kwan, nama Alfath memang kerap dielu-elukan Bobotoh sebagai salah satu pemain dambaan utama. Dengan usia yang relatif muda serta skill lumayan mumpuni, pemain kelahiran Purwakarta itu digadang-gadang bakal punya masa depan cerah bila bergabung bersama Persib, terlebih darah pasundan sudah mengalir deras di dalam tubuh pemuda berusia 23 tahun itu.

Tapi jika benar Alfath berlabuh ke Persija, apa mau dinyana, harapan Bobotoh untuk punya sosok pangeran pasundan nan digdaya di kubu Maung Bandung kembali sirna.

Salahkah Manajeman terkait kasus Alfath Fathier? Tidak juga!

Manajemen tak berhak menanggung salah atas keputusan Alfath yang memilih Persija untuk pelabuhan karirnya. Sekali lagi, manajemen tak salah. Mereka hanya bebal!

Kenapa saya pakai istilah bebal untuk manajemen Persib? Karena mereka tak mau mendengar aspirasi sebagian besar Bobotoh yang menginginkan perekrutan Alfath, atau mungkin juga Alfath memang tak masuk dalam bidikan sang pelatih Robert Rene Albert.

Dalam kasus Alfath Fathier, yang berhak menanggung salah adalah Bobotoh itu sendiri. Bobotoh terlalu berekspektasi tinggi di tiap awal musim untuk punya pemain idaman yang sesuai keinginan mereka (bukan pelatih), dan atau Bobotoh terlalu terbuai gosip murahan yang dihidangkan media.

Ditulis oleh Lord Rijal, Bobotoh yang sedang berkamoflase menjadi tukang wafer. Dapat ditemui di twitter dalam akun @LordRijal69.

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Piksi

Berita Terkini