Ekspresi striker Persib Bruno Cantanhede pada pertandingan kontra PSIS. (MO Persib)
REPUBLIK BOBOTOH - Pelatih Persib Bandung Robert Alberts memilih untuk menyimpan beberapa pemain pilar saat menghadapi Persipura Jayapura pada laga lanjutan Liga 1 2021 yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianya, Jumat 15 Februari 2022, kemarin.
Bruno Cantanhede harus memulai laga dari bangku cadangan dan baru diturunkan pada babak kedua menggantikan posisi David Da Silva.
Begitupun dengan Ezra Walian yang diturunkan pada babak kedua. Hal berbeda dirasakan Victor Igbonefo yang harus diparkir dan posisinya digantikan Achmad Jufriyanto.
Esteban Vizcarra pun demikian. Ia sama sekali tidak diturunkan pada pertandingan yang berakhir 0-3 untuk Persib.
Menjelaskan hal tersebut, Robert Alberts mengatakan ada beberapa hal yang membuatnya menyimpan sejumlah pemain inti di laga kemarin.
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
"Bruno sedikit mengalami cedera karena ada benturan di engkelnya pada laga sebelumnya," kata Robert Alberts usai laga.
Alasan lainnya, Persib mempunyai lima pemain yang terancam sanksi larangan bermain apabila mendapat kartu kuning di laga kontra Persipura.
"Maka dari itu kami tidak menurunkan beberapa pemain. Karena dari apa yang saya lihat, kami cukup banyak menerima kartu kuning di musim ini dan itu terlalu beresiko bagi kami," ungkap pelatih asal Belanda tersebut.
Robert menambahkan, ia tidak ingin kehilangan banyak pemain di laga-laga penting.
Sekedar informasi, pada Selasa 22 Februari 2022, Persib akan berjumpa PSM Makassar pada laga tunda.
"Kami tidak mau kehilangan banyak pemain di laga penting, karena di musim ini yang menjadi masalah adalah kerap ada pemain yang terpaksa absen di laga penting. Kami tidak ingin mengambil resiko itu lagi," pungkasnya.**
TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Tim Republik Bobotoh | Editor: Helmi M Permana
