Ilustrasi wasit. (Ligaindonesiabaru.com)
REPUBLIK BOBOTOH - Praktik pengaturan skor di kompetisi sepak bola Indonesia masih sering terjadi.
Beberapa waktu lalu, praktik curang yang dilakukan oleh mafia bola kembali terjadi di Liga 3 Zona Jawa Timur.
Guna mengantisipasi kejadian serupa terulang, ketua Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh mengatakan, pihaknya memilih jalur pembinaan terhadap wasit dan klub peserta liga.
Baca Juga: Sudah Sumbang 2 Gol untuk Persib, Pemain yang 'Tersingkir' dari Posisinya Siap Menggila
Ahmad Riyadh menambahkan, tanpa klub yang berbuat curang tidak mungkin ada wasit yang curang.
"Jadi simbiosis mutualisme. Semuanya satling terikat. Maka kita harus berantas ini semuanya," kata Ahmad Riyadh dikutip dari Antara.
Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu juga menyinggung honor wasit Indonesia yang tergolong tinggi.
Gaji wasit Liga 1 pada musim ini mencapai Rp 10 juta per pertandingan.
"Wasit di Indonesia ini, tertinggi honornya dibandingkan negara lain di Asia Tenggara. Maka tidak ada alasan lagi kekurangan uang," katanya.
Baca Juga: David da Silva Tak Sungkan Hadapi Mantan Timnya, Begini Ungkapan Sang Striker Asal Brasil
Baca Juga: Akhirnya Terungkap! Fakta dan Alasan Zaenal Arif Pilih Persita Hingga Kembali ke Persib
Ahmad Riyadh juga menantang kepada tersangka pengaturan skor dan suap Liga 3 ZOna Jatim, Bambang Suryo untuk mengungkap nama-nama lain yang terlibat dalam kasus tersebut.
"Jurtu kami dari PSSI sangat menunggu itu harus dibuka. Kalau kita memberantas di ujungnya saja, jadinya rugi," tegasnya.**