Salah satu momen pertandingan Persib vs Bali United. (Adam Husein/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Laga Persib Bandung kontra Bali United di Grup C Piala Presiden 2022 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Minggu 12 Juni 2022, banjir kartu.
Total ada 14 kartu kuning yang dikeluarkan wasit Fariq Hitaba. Masing-masing 5 untuk Persib dan 9 bagi Bali United, termasuk di antaranya dua kartu kuning atau kartu merah tak langsung yang didapat Eber Bessa serta kartu kuning untuk pelatih Stefano Cugurra.
Pelatih Persib, Robert Alberts buka suara soal banyaknya kartu kuning yang didapat pemain Persib dalam laga tersebut. Robert mengakui panasnya tensi panas pertandingan membuat para pemainnya sulit dikontrol, terutama dalam mengambil keputusan.
Baca Juga : Daftar 15 Pemain Anyar yang Direkrut Persikab Jelang Liga 2 Musim 2022
"Pertanyaan yang sulit. Sebagai pelatih tentu saya hanya bisa meminta pemain untuk menghindari kartu kuning yang tidak perlu," kata pelatih berusia 68 tahun itu, di Stadion GBLA, Kota Bandung, pada Rabu, 15 Juni 2022.
"Apa itu kartu kuning tidak perlu, ya seperti protes berlebihan, tekel kotor, tekel yang tidak perlu, untuk itu kami setuju dengan kartu kuning yang didapat," ujarnya.
Akan tetapi ia tak menganggap banyaknya kartu kuning yang didapat para pemain Persib merupakan kesalahan.
Pasalnya menurut Robert hal tersebut selalu terjadi di laga sarat gengsi karena tekad pemain jadi berlipat untuk meraih kemenangan.
"Tapi dalam situasi pertandingan yang panas dan bagaimana pemain bereaksi, saya rasa untuk itu harus dimaklumi. Jika melihat liga-liga besar di dunia, kalian bisa melihat hal itu sering dimaklumi," tutur pria asal Belanda itu.
Baca Juga : Persib Rasakan Dampak Buruk dari Kerasnya Duel Lawan Bali United
Banyaknya kartu kuning di laga Persib kontra Bali United membuktikan hasrat besar para pemain dalam memenangkan pertandingan. Pasalnya sejumlah pelanggaran yang dilakukan pemainnya merupakan simbol kuatnya semangat pemain.
"Dalam sepak bola profesional, tentu reaksi seperti itu bisa diartikan sebagai hasrat untuk menang, hasrat untuk merebut bola. Selama pemain tampil dengan spirit, semuanya bisa ditangani secara berbeda," imbuhnya.
Meski demikian, Persib sudah melupakan pertandingan tersebut dan sangat siap untuk menunjukan permainan terbaiknya di laga selanjutnya.
"Kini fokus kami adalah pada permainan dan juga memperagakan sepakbola yang menarik untuk menghibur suporter," tutup eks pemain Ajax Amsterdam itu.**