PSP Padang. (PSPPadang.id)
REPUBLIK BOBOTOH - Salah satu tim asal Sumatera yakni PSP Padang terancam bubar dan tidak dapat mengikuti kompetisi Liga 3 zona Sumatera Barat pada musim ini.
Di era 1990-an, klub asal Sumatera Barat ini sempat tampil di kompetisi kasta tertinggi Indonesia dan mempunyai beberapa pemain ternama diantaranya Antonio Claudio dan Claudio Lazuardi.
Saat itu, PSP Padang tampil di kompetisi yang bernama Liga Kansas musim 1996-1997, usai promosi ke dari divisi 1.
Baca Juga : Kata Striker Veteran Madura United setelah Permalukan Persib di GBLA
Sekretaris Umum PSP Padang Harris Dt Batuah membenarkan kabar soal klubnya yang terancam bubar.
Bahkan hingga saat ini, PSP Padang belum melakukan persiapan sama sekali dalam menatap kompetisi Liga 3.
"Untuk kompetisi belum persiapan dan sumber dana yang akan digunakan untuk menjalani kompetisi belum jelas. PSP terancam bubar karena belum ada persiapan," kata Harris dikutip dari Antara, Ahad 30 Juli 2022.
Permasalahan dana tersebut tak lepas dari tidal diperbolehkannya PSP Padang menggunakan bantuan hibah dari APBD Kota Padang.
Permasalahan inipun sudah dibicarakan oleh pengurus dan Ketua Umum PSP Padang yang juga Wali Kota Padang, Hendri Septa.
Namun menurut Harris, pembicaraan tersebut masih belum bisa direalisasikan karena kesibukan ketua umum.
"Ketum saat ini fokus untuk mempersiapkan Rakernas Apeksi yang akan digelar di Kota Padang," ujar Harris.
Masalah lain yang tengah membelit PSP Padang yaitu beban hutang Rp700 juta.
Uang tersebut merupakan dana talang yang digunakan PSP Padang untuk mengikuti kompetisi musim lalu.
"Sebagian besar itu uang manajer PSP Padang musim lalu, Irwan Afriadi dan juga Amril Amin serta tunggakan dana konsumsi pemain PSP Padang serta gaji PSP U-17 dan PSP U-15. Jika tim ini akan diakuisisi tentu beban hutang harus diselesaikan dulu," papar harris.
Sementara itu, Manajer PSP Padang Irwan Afriadi mengatakan, pihaknya belum mendapat instruksi dari ketua umum meski kompetisi Liga 3 kian dekat.
"Kita sudah mencoba berkomunikasi baik melalui telepon maupun pesan untuk meminta waktu rapat terkait persoalan ini. Namun hingga hari ini belum ada tanggapan,"kata Irwan.
Irwan menambahkan, PSP Padang membutuhkan tanda tangan ketua umum pada proposal pencarian dana sponsor tim.
Menurut Irwan, menjabat manajer PSP Padang bukanlah tugas yang mudah.
Ia harus menjadi kebutuhan dana tim tanpa bantuan APBD Kota Padang.
"Kalau dulu manajer ini hanya menggunakan dana yang sudah dari Pemkot Padang bahkan Pemprov Sumbar juga pernah membantu," kata Irwan.
"Berbeda dengan saat sekarang ini karena saya saja suda mengeluarkan Rp400 juta untuk PSP Padang mengikuti kompetisi dan bantuan dana hibah dari APBD tidak boleh diberikan dua tahun berturut-turut," imbuhnya.
Irwan pun berharap, ketua umum bisa segera duduk bersama untuk membahas masalah ini.
"Kita tunggu komentar ketua umum dan mau dibawa kemana tim ini. Apa ketua umum sanggup untuk membawa PSP padang berkompetisi atau tidak?," ungkap Irwan.
"Jika tidak sanggup tentu letakkan jabatan ketua umum PSP Padang itu karena ini adalah amanah yang harus dijalankan dan tidak ada kata sibuk untuk amanah itu," pungkasnya.**