Aparat kepolisian mengawal aksi bobotoh di depan Graha Persib, Jalan Sulanjana 17, Kota Bandung, pada Rabu 28 September 2022. (Raffy Faraz/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Aksi Power of Bobotoh yang menuntut perbaikan sistem tiket laga kandang Persib sempat ricuh setelah massa aksi terlibat bentrok.
Aksi yang digelar sejak siang hari pada Rabu, 28 September 2022 di Graha Persib, Jalan Sulanjana 17, Kota Bandung, diwarnai pelemparan oleh oknum suporter yang hadir.
Pelemparan dilakukan saat bobotoh terlalu lama menunggu keputusan dari manajemen. Dimulai dari salah seorang oknum berpakaian hitam yang melemparkan benda ke depan petugas.
Tak lama berselang, diikuti pelemparan beberapa benda seperti batu, koin, dan sampah oleh oknum suporter lain.
Saat berita ini dipublikasikan, pantauan REPUBLIKBOBOTOH.COM di lapangan, massa secara perlahan mulai membubarkan diri dari Graha Persib. Namun tuntutan tersebut belum membuahkan keputusan dan akan dilakukan mediasi pada hari selanjutnya.
Perdana Menteri Viking Persib Club (VPC), Yudi Baduy menjelaskan, ada banyak kendala yang didapat bobotoh saat memproses pembelian tiket kandang Persib. Salah satunya waktu penukaran tiket yang dinilainya mempersulit Bobotoh dengan waktu sangat singkat.
"Tuntutannya satu, permudah tiket khususnya untuk komunitas. Seperti yang sudah-sudah jalan, kolektif saja. Maaf ini bukan soal kuota, tapi ini soal sistem distribusi," ujar Yudi kepada awak media pada Rabu, 28 September 2022 di Graha Persib.
Baca Juga : Foto-foto Aksi Damai Bobotoh Tuntut Perbaikan Sistem Tiket Persib
"Memang kemarin kami mendapatkan kendala ketika komunitas ini harus mengambil tiket one on one, artinya, kalau rombongan kami yang datang satu bus, dua bus, itu harus ambil satu-satu, ngantre. Kebayang kalau dari yang luar kota, bagaimana."
"Apalagi tempat penukarannya dibuka pas hari H, dari jam 7 sampai jam 2 (siang). Gak jelas itu. Waktu sudah habis. Makanya, yang dari luar kota, khususnya jadi kendala. Teman-teman jadi kesulitan. Kelihatan kan stadion kosong. Jadi tuntutannya hanya satu itu. Khusus buat komunitas, sistem distribusinya kolektif. Itu saja," katanya.
Ia juga memberi contoh banyak klub yang masih menerapkan proses pembelian tiket dengan menerapkan sistem sebelumnya. Yangmana tiket komunitas bisa didapat secara mudah dan mendapatkan pelayanan berbeda.**