REPUBLIK BOBOTOH - Tingkat kepercayaan publik kepada PSSI kian rendah pascatragedi di Stadion Kanjuruhan yang merenggut banyak korban jiwa.

Tidak heran jika PSSI kerap dihujat karena dianggap sebagai dari berbagai masalah di sepak bola Indonesia, karena masih dikelola oleh orang-orang yang kurang berkompeten.

Rendahnya kepercayaan kepada PSSI dan lembaga atau organisasi turunannya, nampak dalam acara 'Dari Kami untuk Malang' yang melibatkan sejumlah kelompok suporter di GOR Saparua, Sabtu 8 Oktober 2022 lalu.

Baca Juga : Komentar Bobotoh jika Liga 1 Dilanjutkan di Tengah Duka Tragedi Kanjuruhan

Sempat terjadi insiden ketika para peserta aksi meneriaki Adeng Hudaya, perwakilan dari Asosiasi PSSI Kota Bandung yang hadir dalam acara tersebut.

Hal itu terungkap dalam acara bincang-bincang Piriwit Biru yang tayang di kanal YouTube, REPUBLIKBOBOTOH TV, pada Rabu malam 12 Oktober 2022, dengan menghadirkan Ebith Beat A dan Kukuh Wiguna, dua dari sejumlah inisiator acara 'Dari Kami untuk Malang'.

Insiden tersebut disayangkan karena Adeng Hudaya adalah seorang legenda sepak bola nasional, khususnya bagi Persib karena banyak berjasa untuk Maung Bandung.

Tokoh bobotoh, Yana Umar mengatakan, andai Adeng Hudaya awalnya berbicara sebagai mantan pemain Persib bukan sebagai pengurus Asosiasi PSSI Kota Bandung, ceritanya akan lain.

Menurutnya, sorakan kepada Adeng Hudaya lebih ditujukan kepada identitasnya sebagai pengurus PSSI, bukan sebagai mantan pemain Persib. "Tapi mun awal na berbicara dari mantan (Persib) mah, lain deui carita," kata Yana.

Baca Juga : Tak Kuat Melihat Tragedi Kanjuruhan, Ebith Beat A Belum Berencana Ikuti Langkah Iwan Fals

Sementara Ebith Beat A menilai, insiden Adeng Hudaya yang menjabat sebagai Komdis Asosiasi PSSI Kota Bandung, disoraki di acara Dari Kami untuk Malang merupakan akumulasi dari kekesalan publik terhadap kinerja para pengurus PSSI selama ini.

"Itu mungkin akumulasi (kesal kepada PSSI). jadi siapa pun yang terlibat dengan PSSI, mungkin mendapatkan respons yang dihuhuhu (dicemooh)," jelas Ebith Beat A.

Sedangkan pengurus Viking Persib Club (VPC), Kukuh Wiguna juga setuju dengan penilaian saat ini, publik sangat sensitif jika berbicara PSSI.

"Pada saat ini kan semua orang sangat sensitif mendengar PSSI maupun keamanan," kata Kukuh Militan, sapaan akrabnya.**