Ilusrasi logo PSSI.
REPUBLIK BOBOTOH - Setelah Jordi Amat dan Sandy Walsh, DPR RIi menyetujui rekomendasi kewarganegaraan kepada pemain keturunan Indonesia yang saat ini membela klub Norwegia, Shayne Pattynama.
Shayne Pattynama yang memiliki garis keturunan Indonesia dari ayahnya yang berasal dari Maluku, bermain untuk klub kasta tertinggi Liga Norwegia, FK Viking, disetujui oleh Komisi III dan XI DPR RI untuk dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Persetujuan dari DPR RI untuk Shayne Pattynama menjadi WNI diberikan DPR RI saat menggelar rapat kerja dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan di Gedung DPR RI pada Rabu 9 November 2022.
Baca Juga : Daftar 26 Pemain Brasil di Piala Dunia 2022
"Komisi III DPR RI menyetujui pemberian kewarganegaraan RI atas nama Shayne Elian Jay Pattynama untuk selanjutnya diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan," kata Adies Kadir, pimpinan sidang Komisi III DPR RI yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI dikutip dari website PSSI.
Shayne Pattynama adalah pemain yang lahir di Belanda, dan mengasah kemampuannya bermain si kulit bundar sejak kecil di sejumlah klub ternama di negeri kincir angin, salah satunya Ajax Amsterdam.
Sementara Menpora Zainudin Amali menegaskan bahwa langkah naturalisasi atau pemberian kewarganegaraan kepada calon pemain tim nasional sepak bola merupakan kebutuhan jangka pendek demi mempercepat prestasi tim nasional Indonesia.
Baca Juga : Ciro Alves Alami Insiden dalam Latihan Hari Ini, Dokter Persib Jelaskan Kronologinya
Zainudin mengingatkan, naturalisasi jangan menjadi satu-satunya opsi untuk meningkatkan prestasi timnas. PSSI, kata dia, tetap harus mengutamakan pembinaan para pemain muda dalam negeri.
"Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan pemain-pemain seperti yang sudah kami naturalisasi dua orang (Jordi Amat dan Sandy Walsh) ditambah hari ini Shayne Elian Jay Pattynama. Tetapi sekali lagi, kita tetap bertumpu kepada pembinaan karena talenta kita tidak kurang, akademi-akademi di klub-klub itu juga melakukan pembinaan,” kata Zainudin Amali.
“Jadi kita tidak mengandalkan naturalisasi. Naturalisasi adalah jangka pendek,” tandasnya.**