Logo FIFA. (FIFA)
REPUBLIK BOBOTOH - Beberapa waktu lalu PSSI menerima surat balasan dari FIFA terkait kongres luar biasa (KLB).
Surat dari FIFA tersebut merupakan balasan surat yang dikirimkan oleh PSSI sebelumnya.
Terkait hal tersebut, anggota komite etik FIFA periode 2007-20011 Dali Tahir menilai janggal surat yang dikirimkan FIFA kepada PSSI.
Baca Juga : Umuh Sambut Positif Dipercepatnya KLB PSSI
"PSSI berkirim ke Sekretaris Jenderal FIFA (Fatma Samoura, red) tetapi surat jawabannya malah datang dari Ketua Pengurus Asosiasi Anggota FIFA. Ini ibaratnya kita bersurat ke gubernur, tetapi yang balas camat," kata Dali Tahir dikutip dari Antara.
Selain itu, kata Dali Tahir, ada hal ganjil lain terkait surat tersebut. PSSI sebelumnya mengirimkan surat ke Sekjen FIFA yang ada di Zurich, Swiss, tetapi FIFA membalas melalui Ketua Pengurus Asosiasi Anggota FIFA Kenny Jean-marie di Paris Prancis.
Menurut Dali Tahir, hal-hal tersebut hampir tidak pernah terjadi di federasi sepak bola dunia tersebut.
"Seharusnya PSSI mempertanyakan itu kepada FIFA, kenapa bukan sekjen FIFA yang menandatangani surat balasan tersebut," katanya.
Sebelumnya, PSSI telah mengirimkan surat resmi kepada FIFA terkait pelaksanaan kongres biasa dan kongres luas biasa (KLB) yang akan dipercepat.
Surat yang ditandatangani oleh Sekjen PSSI, Yunus Nusi tersebut disampaikan kepada FIFA pada Senin 31 Oktober 2022.
Dalam pernyataannya PSSI menyampaikan, rencananya gelaran KLB akan dilaksanakan pada 18 Maret 2023 mendatang.
Namun setelah mendapat surat balasan dari FIFA, PSSI memutuskan dan mengikuti arahan dari induk sepak bola dunia tersebut dengan memajukan tanggal KLB menjadi 16 Februari 2023.
"Saya menyayangkan PSSI terburu-buru (menetapkan jadwal KLB sesuai arahan FIFA, red)," kata Dali Tahir.
Baca Juga : Pesan Tegas Komisaris Persib Soal KLB PSSI: Siapapun yang Jadi, Ratakan Dulu!
"Idealnya dikonfirmasi kembali apakah benar surat itu sudah disepakati oleh Sekjen FIFA, kenapa balasan datang dari Paris bukan Zurich. Lalu kalau bilang KLB dipercepat mestinya FIFA mengatakan alasannya apa," pungkas Dali Tahir.**