REPUBLIK BOBOTOH - Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali memberikan klarifikasi terkait pelanggaran etik FIFA yang menyeret namanya.

Kabarnya, gara pelanggaran etik tersebut, FIFA mencabut Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Rumor yang beredar, pelanggaran etik yang dilakukan oleh Indonesia ketika Zainudin Amali yang saat itu menjabat Menpora mendahului FIFA dalam mengumumkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2020.

Baca Juga : Gagal Main di Persib, Pemain Asing Ini Cetak Brace dan Gol Indah Bersama Klub Barunya

"Mereka cuma kasih tahu, tolong sabar dulu, jangan bicara apa-apa dulu, karena memang waktu itu saya menyampaikan kepada publik bahwa kita harus mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah FIFA World Cup U20/2021," ujar Zainudin Amali dikutip dari Antara.

"Dan hal itu terjadi pada 2020, beberapa bulan sebelum FIFA memutuskan penundaan Piala Dunia tersebut ke 2023 karena saat itu sedang meningginya pandemi COVID-19," imbuhnya.

"Karena waktu itu logo dan maskot belum dilaunching, saya melalui PSSI diminta untuk diingatkan jangan bicara dulu tentang persiapan. Tunggu launching maskot dan logo."

"Itu saja dan hal tersebut bukan melanggar etika dalam statuta FIFA. Mereka cuma kasih tahu, tolong sabar dulu, jangan bicara apa-apa dulu," tambahnya.

Zainudin Amali menegaskan bahwa apa yang dilakukannya tersebut bukan sebuah pelanggaran etika.

Baca Juga : Dikabarkan Sudah Punya Klub Baru, Eks Persib Berpisah dengan Persik Kediri

"Kalau pelanggaran etika kan ada dalam statuta FIFA. Jadi alasannya karena situasi kita yang panas menolak Israel, bukan karena saya dianggap melanggar etika," pungkasnya.**