Bojan Hodak. (Adam Husein/REPUBLIKBOBOTOH.COM)
REPUBLIKBOBOTOH.COM - Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak turut prihatin setelah mendengar adanya penyerangan yang menimpa 3 pemain Timnas Malaysia, Faisal Halim, Safiq Rahim, dan Akhyar Rashid.
Menurut Bojan Hodak kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi banyak pihak agar tidak kembali terjadi di kemudian hari. Banyak dugaan yang muncul di balik insiden penyerangan tersebut.
Selain dugaan soal mafia sepak bola, dugaan lainnya adalah dipicu rasa kecewa suporter terhadap sepak bola Malaysia. Namun baginya perilaku itu tidak dibenarkan dan berdampak terhadap wajah sepak bola Malaysia di mata banyak pihak.
"Saya harap dia bisa cepat pulih. Dan lihat hal ini sangat berpengaruh di sepak bola. Di sepak bola ada banyak fans baik itu di Indonesia dan Malaysia, jika datang ke stadion nanti orang-orang akan takut, seperti takut anak kecilnya akan terluka atau takut ada kejadian serupa seperti ini. Ini tidak bagus untuk sepak bola," tutur pria asal Kroasia itu.
Bojan mengungkapkan, sepak bola seharusnya bisa menjadi lingkungan yang memberikan rasa nyaman bagi semua pihak. Apalagi ada banyak orang yang menggantungkan hidupnya di sepak bola, termasuk para pemain yang kini tengah berjuang menghidupi keluarganya.
"Sepak bola itu untuk orang-orang datang ke stadion, untuk merasa aman. Sedangkan untuk pemain, bisa dilihat banyak pemain yang datang dari latar belakang yang miskin dan berusaha mencari uang untuk keluarganya. Jadi orang-orang harus menghormatinya," terang Bojan.
Baca Juga : 3 Pemain Timnas Malaysia Diserang, Bojan Hodak Buka Suara
Lebih lanjut katanya, kekecewaan suporter juga tentu menjadi kekecewaan para pemain usai menelan hasil buruk. Namun penyerangan secara fisik tetap tidak bisa dibenarkan karena ini sudah masuk ranah kriminal dan para pelaku harus diberi hukuman setimpal.
"Fans mungkin berpikir mungkin ada pemain tampil buruk, tapi tentu pemain tidak ingin bermain buruk, mereka tentu ingin bermain (bagus) tapi mungkin mereka belum cukup bagus," ungkapnya.
"Mungkin ada fans yang berpikir pemain di bawah 30 dia pemain yang lebih bagus di lapangan dan yang di atas 30 dinilai lebih baik menjadi pelatih. Jadi mungkin ini hal yang normal, tapi insiden di luar lapangan tidak seharusnya terjadi," tutupnya.**