Robert Alberts Murka Terkait Kebijakan Transfer Liga 1, Skandal Terang-terangan

Robert Alberts Murka Terkait Kebijakan Transfer Liga 1, Skandal Terang-terangan

REPUBLIKBOBOTOH.COM - Kepala pelatih Persib, Robert Alberts, buka suara terkait bursa tranfer Liga 1 2020. Dia kecewa lantaran PSSI memperbolehkan setiap klub melakukan transaksi jual-beli pemain jelang restart kompetisi.

Diberitakan sebelumnya, Plt. Sekjen PSSI Yunus Nusi, memastikan bahwa setiap klub Liga 1 dan Liga 2 bisa melakukan transaksi jual-beli pemain dalam lanjutan extraordinary kompetisi musim 2020. Sebelumnya PSSI telah mengirim surat bernomor 1916/UDN/601/IX-2020 kepada Badan Sepakbola Dunia FIFA.


FIFA akhirnya menyetujui keinginan PSSI dengan mengabulkan permohonan bursa transfer priode dua. Dengan demikian, setiap klub dapat melakukan aktivitas transfer pemain mulai 21 September hingga 18 Oktober mendatang.

Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


Di sisi lain, pada saat manager meeting PT Liga Indonesia Baru yang dilaksanakan di Bandung, Senin (21/9/20) lalu, Komisaris Persib, Umuh Muchtar, mengklaim mayoritas klub tidak sepakat dengan dibukanya kembali bursa transfer pemain.

Bentuk kekecewaan juga keluar dari mulut Robert Alberts, menurutnya dalam hal ini PSSI telah melakukan skandal dengan beberapa klub yang menginginkan dibukanya kembali bursa transfer pemain.

"Ini tentunya menjadi skandal berikutnya, skandal yang sangat terang-terangan. Ini semuanya tidak logis. Sekali lagi, dari informasi yang saya terima, ada tiga klub yang mencoba mengorganisir 'Transfer Window Eropa' dan tiga tim ini adalah tim yang mendapat pemain Brasil yang mana semua sudah tahu tentang mereka.

"Jadi tidak ada transparansi dan tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi. Ketika melakukan voting pada pertemuan terakhir di Bandung hari Senin lalu, ada 8 klub dari 18 tidak setuju bursa transfer kembali dibuka. 7 tim memilih setuju dan 3 tim netral.

"Dalam sebuah voting, ketika suara terbanyak memenangkan voting, maka seharusnya tidak ada transfer window (sebelum restart Liga 1 2020). Itu logis dan masuk akal karena itulah demokrasi dan harus diterima oleh siapapun. Kalau sekarang keputusannya seperti ini, kenapa harus ada voting. Kenapa tetap mengirim surat ke FIFA bahwa akan ada transfer window di Indonesia. Itu menyisakan banyak pertanyaan soal sepakbola Indonesia," beber Robert.

Eks pelatih PSM Makassar itu menilai PSSI telah menodai hasil voting yang dilakukan perwakilan klub Liga 1 dalam manager meeting PT LIB. Menurutnya sangat tidak masuk akal dalam waktu tiga bulan ke depan akan ada dua kali bursa transfer pemain.

"Apakah logis membuka transfer window hingga Oktober, yang mana sebelumnya klub semua sepakat transfer window baru dilakukan sebelum putaran kedua yaitu pada Desember. Dan ketika musim baru dimulai, yang belum tahu kapan dimulainya tahun depan, akan ada transfer window lagi (awal musim).

"Dalam kata lain, dalam kurun waktu tiga bulan dari sekarang akan ada dua transfer window di sepakbola Indonesia dan itu sangat tidak logis. Jika beberapa orang di Indonesia mendadak mengambil keputusan membuka transfer window yang mana mayoritas tidak setuju dengan itu saat voting, saya menyerahkan opini kepada semua orang untuk mempertanyakan apa yang sedang terjadi dalam hal pengambilan keputusan di sepakbola Indonesia," keluh pelatih berusia 64 tahun tersebut.

Belum berhenti sampai di situ, Robert yang kadung kecewa dengan keputusan tersebut kembali mengungkapkan unek-uneknya. Dengan dibukanya kembali transfer window, artinya baik pemain lokal maupun asing bisa berpindah tim sebelum batas penutupan pada 18 Oktober mendatang.

"Ketika berbicara transfer window maka artinya otomatis pemain boleh pindah, bisa diartikan setiap pemain boleh pindah dari satu tim ke tim lainnya baik itu pemain lokal dan asing. Satu tim yang tidak boleh melakukan itu hanya Makassar karena FIFA sudah memberi peringatan dalam tiga transfer window mereka tidak bisa mengubah pemain, tidak bisa mendatangkan pemain baru, itu statement dari FIFA.

"Tapi setiap tim bisa mendatangkan pemain dari tim lain karena ini transfer window. Jadi apa yang terjadi semua ini sebenarnya tidak penting dan tim yang melanjutkan kompetisi tanpa pemain asing itu adalah tanggung jawab mereka masing-masing. Jadi yang menjadi pertanyaan, siapa yang membuat keputusan di sepakbola Indonesia saat ini," tutupnya.

(Afy Ramdhan)

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Editor: M Taufik

Piksi

Berita Terkini