REPUBLIK BOBOTOH - Keputusan besar sudah diambil Marc Klok seusai menyatakan mundur dari skuat Persija Jakarta pada bulan Juni lalu. Padahal Marc Klok sudah meraih banyak hal bersama Persija, termasuk gelar pemain terbaik sekaligus juara Piala Menpora.
Akan tetapi, Klok merasa apa yang diberikan dan dicapainya tidak sepadan dengan yang dijanjikan oleh Persija. Sehingga, setelah banyak haknya tidak dipenuhi Macan Kemayoran, Klok memilih mundur dan menentukan masa depannya sendiri.
"Ada banyak hal yang dijanjikan kepada saya, Marc Klok yang tidak dihargai dan dipenuhi dan ini menyakiti saya, waktu demi waktu, setiap keputusan dibuat, perjanjian perjanjian itu tetap tidak dipenuhi," ujar Klok di YouTube Asumsi.
Jauh sebelum Klok angkat kaki dari Persija, ia menyepakati kontrak bersama Persija di tahun 2020. Bahkan di dalam kontrak tersebut dituliskan secara detail soal hak dan kewajiban klub beserta pemain.
Namun di perjalannya, ada banyak kewajiban yang tidak bisa dipenuhi oleh tim. Padahal, kewajiban Klok kepada klub sudah terealisasikan dengan meraih gelar Piala Menpora.
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
Dalam keadaan apapun, Klok tetap hadir dan bermain sepenuh hati untuk Macan Kemayoran. Akan tetapi pria berusia 28 tahun itu merasa kecewa karena Persija mengingkari kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya.
"Saya sedikit kecewa karena di waktu yang sama, saya masih melakukan pekerjaan saya. saya adalah pemain profesional, dalam segala keadaan, saya hadir," ujarnya.
"Saya hadir untuk diri saya sendiri dan juga untuk klub saya, untuk memenangkan piala, untuk menjadikan tim saya tim ternaik di Indonesia," tambah eks pemain FC Utrecht itu.
Meski tak bisa menjelaskan secara detail kewajiban yang disepakati oleh Persija, Klok tetap berusaha agar Persija bisa meraih gelar di berbagai ajang. Namun, setelah meraih gelar juara Piala Menpora, kesepakatan tersebut hanyalah isapan jempol belaka dan tidak bisa direalisasikan oleh Persija hingga saat ini.
Lambat laun, Klok merasa performanya kian merosot karena harus memikirkan urusan di luar sepak bola, termasuk menuntut haknya kepada Persija. Sehingga ia mencari solusi untuk angkat kaki dari Persija agar kedua belah pihak tidak merasa dirugikan.
"Dari waktu ke waktu, janji tersebut tidak dipenuhi oleh klub. sekali, dua kali, tiga kali, lama-lama itu berdampak kepada mental saya. Bahwa saya harus tetap bermain untuk klub, klub saya cintai," ungkapnya.
"Singkat cerita dalam 16 bulan tersebut, mereka tidak memenuhi janji janjinya. Suatu ketika 5-7 kali saya mencoba mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Oke kita tahu ini sulit dan tahu ada masalah, saya orang yang bukan sulit memahami," tambahnya.
Setelah gelaran Piala Menpora, Persija meraih gelar juara dan Marc Klok menyabet gelar pribadi, nyatanya haknya tersebut tak kunjung datang. Sehingga dengan tegas dan setelah merasa cukup bersabar, ia memilih untuk mundur dari Persija.
"Setelah Piala Menpora, saya berharap situasi bisa berubah karena saya masih percaya hal hal tersebut masih bisa berubah dan nyatanya tidak dan itulah alasan Marc Klok pergi," ungkapnya.
"Jadi terlepas dari hal-hal yang terjadi, saya tetap bermain di Piala Menpora semuanya sudah berjalan, saya bermain karena ingin menunjukkan bahwa alasan saya bermain adalah karena saya cinta sepak bola," tuntasnya.**
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Raffy Faraz | Editor: M Taufik