Kinerja Sektor Jasa Keuangan Jawa Barat Stabil dan Tumbuh Positif

Kinerja Sektor Jasa Keuangan Jawa Barat Stabil dan Tumbuh Positif

RBNEWS - Percepatan akses keuangan masyarakat di Jawa Barat telah menjadi prioritas mengingat akses keuangan sangat diperlukan.

Tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, akses keuangan juga untuk menggerakkan perekonomian di masa pandemi dengan tersedianya akses terhadap sumber pembiayaan atau produk serta jasa keuangan lainnya.

 

Untuk mengupayakan hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jawa Barat terus meningkatkan pengawasan dan mendorong pelaksanaan kebijakan yang telah dikeluarkan.

Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan sektor jasa keuangan seiring dengan bangkitnya perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19.

Lembaga jasa keuangan Jawa Barat diharapkan tetap memiliki cukup ruang untuk berkontribusi dalam menyediakan pembiayaan ke sektor yang produktif dan potensial.


 

Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


"Hingga September 2021, stabilitas sistem keuangan Jawa Barat masih dalam kondisi terjaga. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masyarakat oleh Perbankan Jawa Barat bertumbuh sebesar 7,35% yoy," kata Kepala OJK KR 2 Jabar Indarto Budiwitono kepada wartawan di Subang, Sabtu 30 Oktober 2021.

Seiring pertumbuhan DPK, lanjutnya, penyaluran kredit/pembiayaan juga tumbuh positif sebesar 6,88% yoy, lebih baik dari nasional yang bertumbuh sebesar 2,21% yoy.

 

Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko kredit perbankan di Jawa Barat masih pada level yang manageable meskipun mengalami kenaikan dari periode sebelumnya dengan indikator Non-Performing Loan (NPL) gross September 2021 sebesar 3,96% (September 2020: 3,65%).

 

Sementara dari penetrasi pasar modal di Jawa Barat, jumlah Single Investor Identification (SID) tercatat bertumbuh 110% menjadi sebanyak 1,29 juta atau 20,3% dari total SID Nasional dan menempati posisi pertama diikuti DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Adapun transaksi saham per September 2021 mencapai Rp322 triliun atau sekitar 9,06% dari transaksi Nasional. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa produk Pasar Modal telah menjadi salah satu pilihan utama dari masyarakat dalam berinvestasi di masa pandemi.

 

Dari sisi pembiayaan, kemudahan akses yang ditawarkan oleh fintech lending menjadi salah satu opsi masyarakat Jawa Barat yang membutuhkan pembiayaan secara cepat.

Tercatat sampai dengan Agustus 2021 sebesar Rp67,7 triliun telah disalurkan kepada 13,23 juta peminjam di Jawa Barat. Jumlah outstanding pembiayaan meningkat sebesar 122,7% dengan nominal Rp6,8 triliun dan memiliki porsi tertinggi (26%) dari provinsi lainnya di Indonesia.

Namun, mengingat maraknya fintech lending ilegal yang dapat merugikan masyarakat dengan bunga sangat tinggi dan penyalahgunaan data pribadi, masyarakat agar senantiasa mencermati izin/legalitas fintech lending yang dikeluarkan.

 

OJK secara berkelanjutan melakukan asesmen terhadap sektor jasa keuangan dan perekonomian untuk menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional serta terus memperkuat sinergi dengan para stakeholder.

 

Untuk itu, OJK KR 2 Jawa Barat terus memperkuat koordinasi dengan para stakeholder terkait untuk memenuhi prasyarat yang dibutuhkan dalam mendukung peningkatan kinerja intermediasi.

Hal ini dilakukan dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian serta melakukan pengawasan melalui pemantauan berkesinambungan terhadap kinerja industri jasa keuangan di Jawa Barat, untuk memastikan kondisi yang memadai, beroperasi secara sehat, efisien dan berdaya saing.

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Penulis: Sirojul M | Editor: Sirojul Muttaqien

Piksi

Berita Terkini