Umuh Muchtar pernah kehilangan putra bungsu yang berusia 16 tahun.(Adam Husein/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Berbagai tokoh hingga pejabat melakukan takziah ke Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat, Gedung Pakuan pada Sabtu, 4 Juni 2022.
Termasuk salah seorang petinggi PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar yang memberi dukungan secara langsung atas kepergian putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz.
Umuh menjelaskan kejadian ini diakuinya akan terasa berat bagi siapapun yang mengalaminya.
Pasalnya ia juga sempat berada di titik terendah semasa hidupnya, selayaknya yang dirasakan Ridwan Kamil saat ini kala ditinggalkan putra bungsunya yang meninggal di usia 16 tahun.
Baca Juga: Persib Kembali Promosikan Satu Pemain Berposisi Striker
"Tidak semua orang bisa hadapi masalah seperti ini. Tidak bisa melupakan anak kami 16 tahun, apalagi ini sudah dewasa, sudah lulus S1, mau S2, lebih dewasa, jadi sehari hari dekat ibu bapaknya, bercanda setiap hari, pasti kang Emil selalu mengenang kebaikan kebaikannya, pasti akan kelihatan lagi bercanda, lagi diskusi, itu yang pasti terbayang," ujar Umuh usai melakukan takziah di Gedung Pakuan pada Sabtu, 4 Juni 2022.
Selama di titik terpuruk tersebut, Umuh mengaku selalu bersedih dan enggan beraktifitas di luar rumah. Bahkan lebih parahnya lagi, Umuh tak memegang pegangan pintu sekalipun selama 6 bulan lamanya.
"Saya mengalami, enam bulan tidak keluar rumah, tidak megang pintu keluar," tambahnya.
Baca Juga: Sambangi Gedung Pakuan, Umuh Sampaikan Duka Mendalam Pada Ridwan Kamil
Ia juga turut merasakan atas musibah yang tengah menimpa Kang Emil dan keluarga. Meski fisiknya terlihat tabah saat berjumpa secara langsung, Umuh melihat ada raut wajah kesedihan yang tak bisa ditutupka oleh Kang Emil.
Lebih lanjut pria yang karib disapa Pak Haji itu sempat memberikan masukan kepada keluarga dan kerabat terdekat Kang Emil agar tetap menemani Kang Emil selama beberapa waktu ke depan. Sehingga, rasa sedih Kang Emil bisa sedikit terobati dengan dikelilingi orang-orang baik.
"Tabahnya di luar, tapi di dalam hati tetap bergejolak, tetap berontak, saya pernah merasakan. di depan khalayak harus tabah sebagai pemimpin, saya yakin kalau sudah masuk kamar, sendiri, makanya nggak boleh banyak banyak sendirian."
"Saya berdoa yang terbaik buat kang emil, semoga dikasih tawakal, kesabaran, dikasih kekuatan, beliau harus selalu sehat karena masih banyak yang membtuhkan. tadi kita rangkul-rangkulan." tutup Umuh.**