Bobotoh menyalakan flare saat Persib hadapi Bali United di Piala Presiden 2022. (Adam Husein/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menanggapi penyalaan flare oleh bobotoh yang sempat menghentikan sesaat pertandingan Persib vs Bali United di Piala Presiden 2022, kemarin malam.
Iriawan menganggap penyalaan flare atau suar oleh bobotoh dalam pertandingan penyisihan Grup C Piala Presiden 2022 di Stadion GBLA, merupakan hal wajar karena euforia cukup lama tidak menyaksikan pertandingan langsung di stadion.
Penyalaan flare, kata Iriawan, juga terjadi di kota lain, seperti di pertandingan Grup A Piala Presiden 2022 yang digelar di Solo dan Grup D di Malang.
Tetapi Iriawan menegaskan, secara regulasi hal itu tetap akan masuk dalam ranah Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Sebab flare merupakan salah satu benda yang dilarang dibawa suporter ke dalam stadion.
Baca Juga : Punya Fasilitas Komplet, UPI Bandung Bakal Jadi Lokasi TC Timnas Indonesia
Di luar kejadian penyalaan flare oleh penonton, secara umum menurut Iriawan, penonton di pertandingan Persib vs Bali United, cukup tertib.
"Ini kan baru pertama kali turnamen pramusim dengan penonton jadi saya komentari penonton dulu," kata Iriawan kepada wartawan di sela peninjauan fasilitas olahraga di UPI Bandung, Senin 13 Juni 2022.
"Cukup tertib ya meski di akhir-akhir ada flare nyala, sebetulnya itu gak boleh terjadi. Tapi jadi evaluasi kita saya sampaikan ke Manajer Persib Pak Umuh ini nanti kita evaluasi."
"Ternyata bukan di sini (bandung) aja, kemarin di Solo ada, mungkin euforia 2 tahun gak ada sepak bola. Memang senang sekali mereka kapasitas penonton di luar masih banyak orang, kita sulit membendung penonton karena dia senang gitu."
Baca Juga : Pesan Ketum PSSI untuk Marc Klok Cs Jelang Laga Krusial Indonesia vs Nepal
"Kedua, lapangan oke kamar ganti sebagainya, panpel luar biasa dukungan aparat keamanan dan Pemda juga. Jadi itu terpenting mungkin lainnya normal. Buat saya yang penting aman," tegas Iriawan.
Soal potensi klub terkena sanksi karena suporternya menyalakan flare, Iriawan, mengatakan hal itu menjadi urusan Komdis sebagai badan yudisial di PSSI yang lebih berhak membahas dan memutuskannya.
"Nanti kita akan teruskan ke Komisi yang menangani di PSSI (Komdis), nanti kita lihat. Ternyata setelah saya tonton video di Malang juga sama, Solo juga, malam juga melihat. Nanti saya serahkan ke badan yudisial atau komisi khusus," tuntasnya.**