Logo Liga 1. (Adam Husein/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Menanggapi adanya wacana sistem bubble atau gelembung pada lanjutan Liga 1 2022, Direktur Utama PT Polana Bola Madura Bersatu (PT PBMB) Zia Ul Haq menginkan kompetisi tetap digelar kandang tandang.
Ia menilai, akan ada dampak tidak baik apabila kompetisi Liga 1 dilanjutkan dengan sistem sentralisasi.
"Tidak bileh ada sentralisasi kompetisi lagi karena dampaknya luar biasa (merugikan, red) bagi industri UMKM dan pekerja terkait yang bergerak karena sepak bola," kata Zia Ul Haq dikutip dari Antara.
Baca Juga : Timnas Indonesia TC di Bali, PSSI: Kami Belum Tahu Siapa Pengganti Shin Tae-yong
Zia menambahkan, kompetisi dengan sistem bubble juga akan merugikan klub yang sumber pendapatan utamanya datang dari penonton.
Tim-tim Liga 1, menurut Zia mampu meraup pemasukan maksimal dari penton apabila bermain di kandang sendiri.
Oleh karena itu, Madura United berharap kompetisi bisa dilanjutkan dengan kehadiran suporter di stadion.
"Kalau tak ada penonton, darimana kami mendapatkan duit? Sumber pendapatan klub itu, kan, dari penonton, lalu spansor, merchandise dan subsidi dari operator kompetisi," kata Zia.
Terlepas dari itu, Zia berharap PT LIB tidak terburu-buru menggulirkan kembali Liga 1 yang dihentikan untuk sementara waktu akibat Tragedi Kanjuruhan.
Ia menegaskan, PSSI dan PT LIB harus memastikan semua hal, termasuk keamanan dan keselamatan stadion sudah beres sebelum pertandingan berjalan kembali.
"Misalnya kalau kompetisi memang tidak bisa berjalan, ya sudah jangan dipaksakan. Namun, soal itu, semua elemen tentunya harus sepakat," katanya.
Zia juga menyinggung soal pemain apabila kompetisi tetap akan digelar dan berakhir pada April 2023.
Baca Juga : Marc Klok Beri Alasan Lawan Rekan Satu Tim Malah Menguntungkan
"Tujuan kompetisi, selain meraih prestasi bagi klub adalah memberikan manfaat untuk timnas Indonesia. Namun bagaimana bisa berharap kalau pemain cedera atau kelelahan," pungkasnya.**