Menpora RI, Zainudin Amali. (Adam Husein/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Setelah resmi melepas jabatan sebagai Menpora, Zainudin Amali mengaku bahwa tugas barunya sebagai wakil ketua umum PSSI dengan mengurus sepak bola lebih berat ketimbang pekerjaan lamanya.
"Walaupun dari olahraga yang besar saya mengecil ke satu cabang olahraga yakni sepak bola. Akan tetapi, setelah beberapa hari, pekerjaan sebagai Menpora masih lebih ringan dibanding mengurus sepak bola," kata Zainudin Amali dikutip dari bola.com.
Pernyataan Zainudin Amali tersebut disampaikan saat melakukan serah terima jabatan Menpora kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, sebagai Pelaksana Tugas, Kamis lalu.
Baca Juga : Terkait Nasibnya di Laga Persib, Marc Klok Berharap Ada Solusi
Amali menambahkan, jabatan barunya sebagai wakil ketua umum PSSI membuatnya menjadi lebih banyak belajar terkait hal-hal baru.
"Saya merasakan satu hal yang luar biasa dari yang saya tidak tahu menjadi tahu," ucap Zainudin Amali.
"Alhamdulillah saya tidak akan berpisah dengan ibu dan bapak. Saya tetap masih ada di lingkungan olahraga," tegas Zainudin Amali.
Terkait tugas barunya di PSSI, Zainudin Amali menyebut sebagai tantangan baru. Ia pun berusaha untuk bisa menikmati tantangan tersebut.
"Akan tetapi itulah tantangan hidup. Kita bergerak ke depan selalu yang diajarkan dari pada senior oleh Prof Muhadjir," ucap Amali.
"Kita harus meyakini apa yang kita kerjakan sesuatu saat akan sampai ke tujuannya," ujar Amali.
Zainudin Amali pun mengucapkan selamat datang kepada Muhadjir Effendy yang akan menggantikan tugasnya di Kemenpora.
Baca Juga : Cara Memesan Tiket Pertandingan Liga 1 Persib vs Dewa United
"Saya menerima jabatan Menpora setelah Pak Hanif Dhakiri. Memang nasib saya kembali menyerahkan jabatan kepada Plt. Saya tidak pernah menerima dan menyerahkan jabatan kepada Menpora definitif," ucap Amali.
"Hari ini saya berakhir di Kemenpora. Ini adalah ujung jalan perjalanan saya di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Selamat datang Prof. H. Muhadjir Effendy," tegas Amali.**