Salah satu momen yang terjadi di pertandingan Bhayangkara FC vs Persib. (Adam Husein/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Persib Bandung selama mengarungi kompetisi Liga 1 musim 2022/2023 memang tak lepas dari denda yang diberikan PSSI.
PSSI memberikan sanksi denda bukan tanpa sebab pasalnya baik pemain, ofisial hingga bobotoh melakukan pelanggaran.
Akun Instagram resmi milik relawan Ridwan Kamil @rkjabarjuara nampaknya iseng-iseng melakukan rekapitulasi jumlah denda yang harus dikeluarkan Persib Abndung.
Baca Juga: Bobotoh Invasi ke Lapangan, I Made Wirawan Berharap Adanya Perubahan
"Bandung Rungkad," tulis @rkjabarjuara pada unggahannya.
@rkjabarjuara memberikan penjelasan mengapa menyebutkan Bandung Rungkad dan sebagai berikut penjelasannya.
Persib Bandung mengakhiri kompetisi Liga 1 dengan hasil minor. Meski berada di posisi tiga klasemen akhir, namun Persib kalah 1-4 dari Persikabo 1973 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Laga terakhir Persib Bandung seharusnya berakhir dengan indah. Apalagi Persib baru kembali ke GBLA setelah terusir dan bermain di Stadion Pakansari dalam waktu yang lama. Belum lagi dengan momen kiper senior Persib, Made Wirawan yang memutuskan untuk pensiun pada malam itu.
Baca Juga: Tuai Hasil Buruk di Akhir Karir Profesionalnya Bersama Persib, Begini Kata I Made Wirawan
Alih-alih berpesta melepas Made, wasit terpaksa menghentikan pertandingan setelah ratusan flare dinyalakan dan ada yang dilemparkan ke lapangan. Atas kejadian tersebut sudah dipastikan Persib akan kembali dikenakan sanksi dan denda.
.
Rekapitulasi Denda Dari Komdis PSSI Kepada PERSIB Musim 2022/2023 :
1. Rp 200.000.000 (menyalakan flare Bhayangkara vs Persib)
2. Rp 200.000.000 (menyalakan flare PSS vs Persib)
3. Rp 50.000.000 (ada 5 (lima) orang pemain dan 1 (satu) orang ofisial mendapatkan kartu kuning, Persija vs Persib)
4. Rp 20.000.000 (membentangkan spanduk rasis dan kebencian - vs Persija)
5. Rp 100.000.000 (menyalakan flare - vs Persija)
6. Rp 50.000.000 (pelemparan botol - vs PSS Sleman)
Total : Rp 620.000.000
Menakjubkan bukan.**