Logo Persib. (Adam Husein/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Bobotoh menyayangkan keputusan PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) yang mengubah hari jadi Persib Bandung dari 14 Maret 1933 menjadi 5 Januari 1919.
Salah satu pentolan bobotoh, Rudi Boseng, menilai tahun kelahiran Persib seharusnya tidak boleh diganti karena hasil riset tim peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad).
Menurut Boseng, penelitian sejatinya melibatkan banyak pihak, tidak hanya akademisi. Sebab di Bandung ada banyak tokoh yang menurutnya cukup memahami sejarah Persib.
Baca Juga : Persib Junior Kalah dari Persikab di Stadion Siliwangi
"Seharusnya tidak boleh diganti, tanggal lahir Persib itu tetap 1933, yang mesti diganti itu Tedy Tjahjono, karena bikin gaduh terus, ngambil keputuan-keputusan yang bikin pro kontra. Apa dasarnya harus mengganti hari jadi Persib, kalau menurut saya mah penelitian mah gampang, itu bisa dibayar," kata Boseng.
Boseng juga meminta PT PBB tidak melupakan ikatan sejarah 36 klub amatir di Kota Bandung yang sempat menjadi anggota Persib.
"Seharusnya musyawarah dulu, jangan mentang-mentang PT PBB sudah diberikan mandat mengelola Persib terus bisa seenaknya. Hargailah pendiri-pendiri Persib, khususnya yang 36 klub itu, musyawarahkan dulu, karena persoalan ini pasti sensitif, menyangkut sejarah klub besar," ujarnya.
Baca Juga : Sukseskan Piala Dunia U-17, Pemprov Jabar Apresiasi Pemkot Bandung
"Kalau pun seharusnya lebih tua dari lahirnya PSSI, itu kan bisa dibicarakan ditelusuri selain dengan penelitian tanya-tanya juga sama inohong-inohong, budayawan praktisi sejarah sepak bola di Kota Bandung agar lebih fair."
"Kan intinya PT PBB ini hanya dikasih mandat untuk menjalankan Persib waktu zaman Pak Dada Rosada, jadi jangan seenaknya," tuntasnya.**