REPUBLIK BOBOTOH - Anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Hasani Abdulgani mengatakan, keputusan penghapusan degradasi di kompetisi Liga 1 musim 2021/2022 harusnya bisa dipahami banyak pihak, terutama supoter.
Menurut Hasani keputusan meniadakan degradasi merupakan keinginan sejumlah klub karena karena alasan yang cukup logis di tengah situasi pandemi Covid-19 yang membuat klub morat-marit dari sisi finansial.
Bahkan Jepang, negara yang sepak bolanya lebih maju dari Indonesia, memutuskan menghapus sistem degradasi karena alasan yang sama dengan Indonesia.
Keputusan menghapus degradasi dari Liga 1 musim ini yang rencananya mulai berputar pada 3 Juli mendatang, kata Hasani, bukan tanpa pembahasan panjang dan pertimbangan matang.
Saat dibahas oleh Exco sempat memunculkan pro dan kontra meski akhirnya disepakati bersama sistem degradasi di Liga 1 dihapus untuk musim ini.
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
"Orang-orang banyak bertanya, kenapa? Kalau orang tak punya klub, susah menceritakannya. Apalagi kalau seorang suporter. Bagi seorang yang punya klub, ini sangat berat. Bagi seorang yang punya perusahaan, hari ini sangat berat karena dampak dari kondisi ini," jelas Hasani.
"Ditambah kompetisi musim ini tanpa penonton. Klub tak dapat pemasukan kecuali subsidi dari operator kompetisi. Setelah pertimbangan-pertimbangan itu, klub-klub ini tidak akan maksimal nantinya karena faktor ekonomi tadi. Bisa-bisa kalau kami paksakan, klub bisa mundur."
"Jadi dengan segala pertimbangan, kami bilang, ya sudahlah akhirnya teman-teman di Exco PSSI ada yang setuju dan tidak, tapi mayoritas sepakat kalau Liga 1 2021/2022 tidak ada degradasi. Namun, musim depan kembali lagi ke format awal," tuntasnya. (RB)
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Editor: M Taufik