REPUBLIK BOBOTOH - Tepat hari ini, 26 tahun yang lalu, Persib Bandung mengukir sejarah menjadi juara Liga Indonesia (Ligina) I musim 1994/1995 setelah mengandaskan Petrokimia Putra 1-0.
Keberhasilan Maung Bandung diraih di depan lebih dari 100 ribu penonton yang hadir langsung di Stadion Senayan, kini Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), pada 30 Juli 1995.
Yang fenomenal adalah pencapaian Maung Bandung menjadi juara diraih dengan berbekal 100 pemain lokal di saat banyak klub di Indonesia berlomba-lomba mendatangkan pemain asing.
Ada banyak memori untuk bobotoh dari perjalanan Maung Bandung di Ligina I. Memulai kompetisi dengan kekalahan 0-1 dari Pelita Jaya, Persib menutup kompetisi dengan status jawara.
Salah satunya adalah fakta puluhan ribu bobotoh yang berduyun-duyun pulang dari Jakarta ke Bandung dan sejumlah daerah lain di Jawa Barat berpesta merayakan keberhasilan Persib juara.
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
Seperti dinukil REPUBLIKBOBOTOH.COM dari berbagai sumber, bobotoh kala itu membuat jalur Puncak, Bogor, macet total. Mereka pulang sambil berkonvoi merayakan gelar juara. Bahkan kondisi tersebut terjadi hingga Subuh.
Jalur Puncak Bogor-Cianjur saat itu merupakan salah satu akses utama menuju Jakarta sebelum Jalan Tol Cikampek–Purwakarta–Padalarang (Cipularang) dibangun.
"Tengoklah bobotoh, mereka yang terus merayakannya sepanjang jalan Jakarta-Bandung, hingga jalur Puncak macet total Minggu (30/7/1995) malam, hingga Subuh buta esoknya," tulis Tabloid Gema Olahraga (GO) edisi 1 Agustus 1995.
Skuat Persib sendiri saat itu memutuskan baru pulang ke Bandung pada Senin pagi 31 Juli 1995. Hampir sepanjang perjalanan, Robby Darwis dan kolega disambut bobotoh.
Terutama ketika tiba di Kota Bandung, hampir dipastikan bobotoh yang sudah menanti skuat Maung Bandung memberikan sambutan luar biasa. Tanpa komando mereka turun ke jalan menyambut para pahlawan lapangan hijau.
Pesta juara Persib kala itu bisa dibilang sangat meriah, lebih meriah dibandingkan ketika Maung Bandung mengabadikan trofi Perserikatan di kota kembang setahun sebelumnya.
Tabloid GO edisi 4 Agustus 1995 menulis perayaan juara Persib berlangsung selama 3 hari dari Senin 31 Juli 1995 hingga 2 Agustus 1995.
"Pesta kemenangan, pesta menyambut sang jawara, Persib Maung Bandung, benar-benar berlangsung meriah. Tak cukup satu hari, Robby Darwis dan kawan-kawan disambut hangat, Senin (31/7) hingga Rabu (2/8)," tulis GO.
"Dan lihatlah. Semua orang tua-muda, besar-kecil, laki-perempuan, tumpah di jalanan. Mereka rela dipanggang matahari. Mereka menyemut, membentuk lautan manusia. Mereka berjingkrak, berteriak senang."
"Yel-yel: Hidup Persib, Hidup Persib, Jayalah Maung Bandung bergema. Saling saut tiada henti. Deru ratusan kendaraan bermotor ditingkahi dengan lengkingan klakson," tulis GO menggambarkan suasana pesta pora juara Persib di Ligina I.
Saking dalamnya euforia juara, bahkan sejumlah sekolah saat itu dilaporkan spontan meliburkan muridnya dari aktivitas kegiatan belajar mengajar untuk ikut menyambut konvoi juara yang dilakukan Maung Bandung.
Para guru memahami muridnya sebagian besar sangat mencintai Persib, tim sepak bola yang seolah namanya sudah tertanam sejak lahir yang telah memberikan mereka perasaan bahagia yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata lewat gelar juara Ligina I.**
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Taufik | Editor: M Taufik