REPUBLIK BOBOTOH - Aksi tidak sportif pemain AHHA PS Pati FC, Syaiful Indra Cahya dan Zulham Zamrun kepada pemain Persiraja Banda Aceh dalam laga uji coba, beberapa hari lalu, masih menarik perhatian banyak pihak.
Selain Ketua Umum PSSI, Mochmad Iriawan, Menpora, Zainudin Amali juga menyampaikan kecamannya kepada Syaiful Indra Cahya yang melakukan terjangan brutal hingga mengenai rahang pemain Persiraja, dan tindakan kasar Zulham Zamrun yang memicu keributan di antara pemain kedua tim.
"Semua pemain di kompetisi punya keinginan main di timnas. Kalau yang attitude-nya kurang baik seperti contoh yang itu (Syaiful Indra Cahya dan Zulham Zamrun), tolong dipertimbangkan lagi untuk masuk ke Timnas Indonesia," ucap Zainudin Amali dikutip dari Bola.com.
Kritikan juga kembali disampaikan pengamat sepak bola, Tommy Welly dalam video terbaru di channel pribadinya, GOCEK BUNG TOWEL, Senin 13 September 2021.
Bung Towel, sapaan Tommy Welly, meyoroti apa yang dilakukan Zulham Zamrun sebagai paradoks atas euforia yang terjadi di kota Manchester menyambut comeback Cristiano Ronaldo.
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
Mantan Direktur Pengembangan Kompetisi PSSI era Ketua Djohar Arifin itu, juga menyentil pernyataan pemilik AHHA PS Pati, Atta Halilintar yang menyebut Zulham sebagai Cristiano Ronaldo-nya Indonesia. Bagi Bung Towel, sekarang anggapan itu malah menjadi paradoks.
Apalagi belakangan, kata Bung Towel, juga muncul video viral di media sosial yang menunjukkan gestur tidak terpuji Zulham Zahrum dengan mengacungkan jari tengah. Tapi tidak disebutkan atau terkonfirmasi apakah video tersebut merupakan video terbaru pascainsiden di laga AHHA PS Pati kontra Persiraja atau bukan.
"Kalau bicara soal Cristiano Ronaldo, Indonesia sendiri punya yang disebut sebagai Cristiano Ronaldo-nya Indonesia dan itu Zulham Zamrun," kata Bung Towel dalam video berjudul 'BEDA RONALDO MANCHESTER, DENGAN RONALDO-NYA PATI'.
"Jadi ingat saja, waktu diperkenalkan oleh pemilik klubnya yang baru (Atta Halilintar) AHHA PS Pati FC itu, itu diperkenalkan sebagai Cristiano Ronaldo-nya Indonesia. Ini Cristiano Ronaldo-nya Indonesia nih gaes," ujar Bung Towel menirukan ucapan Atta Halilintar.
"Tapi kompetisi belum (mulai), kesan yang ditampilkan justru sangat buruk, sangat negatif yang ditampilkan oleh Cristiano Ronaldo-nya Indonesia. Ada aksi yang sangat brutal, menghantam lawan dengan brutal, lalu berkelahi, baku hantam dengan Defri Risky, pemain Persiraja. Jadi kesannya luar biasa buruk."
Baik Zulham maupun Syaiful kemudian dipulangkan dari TC AHHA PS Pati di Jakarta. "Tapi kemudian ada kasus video yang menjadi viral, tersebar luas. Video di mana gesturnya pun kurang baik, gestur mengacungkan jari tengah. Jadi ini kan kelihatan, kaya emosinya gak bisa dikontrol, gak punya pemikiran yang bagus, tidak punya penyesalan. Padahal ini dijulukinya Cristiano Ronaldo Indonesia," ujar Bung Towel.
Bung Towel kemudian mengingat kelakuan Zulham Zamrun ketika memperkuat PSM Makassar dalam pertandingan menghadapi Persib Bandung di Liga 1 musim 2017. Zulham menunjukkan sikap yang tidak terpuji karena terlihat merendahkan bek Persib, Henhen Herdiana dengan menunjukkan gestur jempol tangan ke bawah.
"Saya ingat sebelumnya waktu ia memperkuat PSM, dia juga punya karakter yang waktu itu (di Liga 1 2017), nutmeg (mengolongi/mengecoh) seorang Henhen, bek kanan Persib Bandung," kata Bung Towel.
"Lalu setelah nutmeg, kalau bahasa tarkamnya abis ngolongin Henhen lalu dia berhenti sejenak dan juga menunjukkan gestur mengacungkan jempol ke arah bawah."
"Kebetulan saya yang mengomentari pertandingannya, saya pun langsung memberikan komentarnya: 'Gak perlu seperti itu, kita boleh jadi hebat apapun, tapi gak perlu underestimate lawan. Gak perlu merendahkan lawan'," ujar Bung Towel sambil menirukan ucapannya saat menjadi komentaor pertandingan PSM vs Persib yang ditayangkan tvOne.**
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Taufik | Editor: M Taufik