Kritik Shin Tae-yong hingga Sebut Match Fixing tak Harus Diberantas, Tagar #HarunaOut Menggema

Kritik Shin Tae-yong hingga Sebut Match Fixing tak Harus Diberantas, Tagar #HarunaOut Menggema Anggota Komite Eksekutif PSSI, Haruna Soemitro. (maduraunitedfc.com)

REPUBLIK BOBOTOH - Anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Haruna Soemitro sedang dalam sorotan publik sepak bola nasional karena menyampaikan sejumlah pernyataan yang kontroversial.

Mantan manajer Madura United FC tersebut bahkan diminta netizen untuk mundur dari posisinya di PSSI. Itu tergambar dari tagar #HarunaOut yang menjadi trending di Twitter dari sejak Senin sore, 17 Januari 2022.

Haruna melontarkan kritik kepada Shin Tae-yong dalam rapat evaluasi yang digelar PSSI pada 13 Januari 2022. Kritikan itu, juga dia arahkan kepada Shin Tae-yong saat jadi narasumber di acara podcast JPNN.

"Tidak penting itu sebuah proses. Yang paling penting adalah hasil. Apa pun latihannya kalau tidak juara, ya belum dikatakan juara. Indonesia sudah enam kali masuk final Piala AFF. Kalau sekarang tetap runner-up, ya bukan prestasi," kata Haruna.


Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


BACA JUGA: Film Equalizer 3 Rampung Ditulis, Denzel Washingtong: Mulai Memukuli Orang Lagi

BACA JUGA: Gara-gara Ini, Tur Celine Dion di Amerika Batal

Selain mengkritik Shin Tae-yong dalam rapat evaluasi pada acara podcast pada channel YouTube JPNN, Haruna Soemitro juga menyampaikan pernyataan-pernyataan yang kontroversial.

Salah satunya adalah soal pemain naturalisasi, padahal jika berkaca pada kiprahnya saat mengelola Madura United, klub berjuluk Laskar Sape Kerrab itu pernah mengoleksi banyak pemain naturalisasi.

Pernyataan Haruna lainnya yang memantik kritikan tajam dari penggemar sepak bola Indonesia adalah soal match fixing atau pengaturan pertandingan.

Haruna mengatakan, match fixing bukan sesuatu yang harus diberantas dan dia malah balik mempertanyakan serta terkesan meragukan praktik match fixing ada di sepak bola Indonesia.

"Saya justru berharap agar PSSI, dalam hal ini jangan terbawa arus kepada soal pemberantasan match fixing. Karena riil match fixing bukan sesuatu yang harus diberantas. Tapi, sesuatu yang harus dilihat secara proporsional apakah benar ada? Baru kemudian kita melangkah ke cara mengatasinya," kata Haruna.

Haruna sendiri sempat diduga terlibat dalam praktik haram ini, ketika dia masih berada di lingkaran Persebaya, Madura United maupun saat menjadi pengurus PSSI Jawa Timur.

Dugaan keterlibatan Haruna dalam praktik yang bertentangan dengan hukum adalah saat dia diduga meminta dana kepada Perseba Bangkalan jika ingin dimuluskan jadi tuan rumah 8 besar Piala Soeratin 2009.

Pada Liga 1 musim 2018, Haruna juga dicurigai terlibat dalam kasus dugaan pengaturan skor pertandingan Madura United lawan Persebaya.

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Penulis: Taufik | Editor: M Taufik

Piksi

Berita Terkini