REPUBLIK BOBOTOH - Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahjono mengakui ganasnya kompetisi Liga 1.
Menurutnya keganasan kasta tertinggi sepak bola Indonesia dibuktikan dengan banyaknya pelatih kepala yang menjadi korban dan lengser sebelum waktunya.
Sebanyak 14 pelatih 'gugur' dan tidak melanjutkan kerjasama dengan tim yagn ditukanginya hingga pekan ke 20. Yang terbaru adalah pelatih asal Bosnia, Risto Vidakovic yang memilih mundur lantaran sangat khawatir dengan tingginya kasus Covid-19 di Indonesia.
Baca Juga: Mantan Atlet Voli Nasional Aprilio Manganang Resmi Bertunangan, Ini Sosok Kekasihnya
Hanya 6 tim yang tersisa yang masih mempertahankan pelatihnya hingga saat ini. Keenam tim tersebut ialah Persib, Bhangkara FC, Persita, Arema FC, Persebaya, Bali United.
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
Teddy menjelaskan bahwa Persib tetap mempertahankan Robert karena sangat percaya soal proses. Meski Robert selalu didesak mundur oleh suporter, Teddy menilai pencapaian Persib di tangan Robert masih jauh lebih baik dibandingkan pelatih-pelatih sebelumnya.
"Memang sangat di liga indonesia sangat keras, tapi kembali, kita dalam menjalankan suatu klub kita harus melihat semua itu ada proses," ujar pria berkacamata itu kepada awak media pada Senin, 24 Januari 2022 di Graha Persib.
Baca Juga: Aksi Juggling Legenda Chelsea Ini Sangat Tidak Biasa, Lihat Videonya Disini
Ia juga mempercayai proses dari setiap tim besar, seperti Barcelona di era Pep Guardiola. Ia menjelaskan bahwa Pep Guardiola harus membangun Barcelona dan memulainya dari level junior.
Untuk mematangkan permainan di level senior, Pep sadar memerlukan pondasi kokoh di level junior. Sehingga ia tak membutuhkan waktu yang lama dalam meraih 3 gelar dalam satu musim.
"Pep di Barcelona berapa tahun dia, bahkan dia dari asisten dulu. blueprintnya itu sudah ada, coba cek berapa tahun dia bisa bawa Barcelona mendominasi liga Spanyol," ujar Teddy.
Sebagai manajemen, Teddy menegaskan bahwa setiap tim memerlukan pondasi yang kokoh. Sayangnya, karena jeda kompetisi yang terlalu panjang membuat Persib mudah goyah dan harus memulai dari awal.
"Namanya tim harus kita bangun, dalam membangun ada pondasinya dan itu yang kita lakukan. Bahwa kemarin tidak beruntungnya adalah kompetisi stop selama dua tahun, padahal kita sudah bangun tim," imbuhnya.
Kendati demikian, Persib dan manajemen akan terus berbenah demi berprogres menjadi lebih baik dan meraih target juara di musim ini.
"Kelihatan di 2020 kita mana pernah kita bisa menang tiga kali berturut-turut, itu kan belum pernah terjadi, tapi keburu ada covid sampai 1,5 tahun terhenti dan kita harus mulai lagi walaupun dengan tim yang sama, tapi itu proses, kita harus lihat tim ini berproses," tuntasnya.**
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Raffy Faraz | Editor: Helmi M Permana