Tragedi Stadion Kanjuruhan, Frontline Boys: Rivalitas Bukan Berarti Berniat Membunuh Atau Melukai

Tragedi Stadion Kanjuruhan, Frontline Boys: Rivalitas Bukan Berarti Berniat Membunuh Atau Melukai Spanduk yang dibentangkan Frontline Boys Club pada latihan Persib di Sidolig beberapa waktu lalu. (Adam Husein/Republik Bobotoh)

REPUBLIK BOBOTOH - Gairah sepak bola di Malang seakan-akan hilang setelah adanya tragedi Kanjuruhan yang merenggut banyak korban jiwa.

Hal itu disampaikan langsung oleh perwakilan Frontline Boys, Tobias Ginanjar.

Tobias Ginanjar menjelaskan ada dua wajah berbeda ketika ia datang bersama Bobotoh saat hendak menyaksikan duel Persib kontra Arema FC pada tanggal 11 September 2022.


Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


Baca Juga: Aksi Dari Kami untuk Malang Ingatkan Pesan Mendiang Ayi Beutik

Menurut Tobias, wajah daerah Malang tampak sangat termotivasi menyambut pertandingan tersebut.

Namun di kesempatan selanjutnya, yang mana perwakilan Bobotoh menyampaikan duka atas tragedi Kanjurugan, wajah Malang sangat berbeda.

Meski sulit dijabarakan, Tobi melihat Malang selayaknya daerah yang tengah patah hati akibat tragedi tersebut.

Baca Juga: Bos Persib Klaim Ciptakan Iklim Pertandingan yang Aman dan Nyaman

"11 September ke Malang, Persib vs Arema gairah sepakbola sangat terasa, ada kejadian kemarin saya kesana gairah sepakbola hilang semangat sepakbola hilang seakan-akan malang sedang patah hati. Sepakbola yang biasa menggembirakan sedang hilang," ujar Tobias saat sharing session aksi solidaritas 'Dari Kami Untuk Malang' tersebut.

Duka yang dirasakan Malang, tentu juga dirasakan dunia, termasuk Bobotoh. Akan tetapi sudah saatnya tragedi tersebut menggerakan semua hati suporter untuk menanggalkan rivalitas berlebih.

Apalagi sepak bola merupakan sarana hiburan bagi warga yang tidak sepatutnya memakan korban jiwa dan merugikan orang banyak.

"Dukanya jadi duka kita semua sehigga kalau ditanya gerakan apa, harus dimulai dari diri masing-masing, mau melihat ibu kehilangan anaknya lagi atau tidak, mau melihat teman kita meninggal lagi atau tidak. Kalau tidak, hilangkan kebencian,"

"Rivalitas bukan berarti harus membunuh dan melukai, di stadion ejek-ejekan biasa, tapi ketika sudah di luar gak usah ada niat melukai apalagi membunuh," pungkas Tobias.**

TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Penulis: Raffy Faraz | Editor: Teguh Nurtanto

Piksi

Berita Terkini