Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Penyebab Utamanya Gas Air Mata

Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Penyebab Utamanya Gas Air Mata Arema FC (Twitter)

REPUBLIK BOBOTOH - Komnas HAM kembali angkat bicara soal Tragedi Kanjuruhan seusai laga Arema vs Persebaya, Sabtu 1 Oktober 2022.

Dalam tragedi berdarah tersebut, 132 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka ringan maupun berat.

Menurut Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, penyebab utama terjadinya Tragedi Kanjuruhan adalah gas air mata.

Baca Juga : Renovasi Stadion Kanjuruhan, Pemkab Malang Ajukan Rp580 Miliar

Penembakan gas air mata oleh aparat keamanan menjadi pemicu kepanikan penonton yang berhamburan keluar stadion.


Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


"Kami pertegas ini bahwa kenapa persitiwa Kanjuruhan, tragedi kemanusian Kenjuruhan 132 orang meninggal itu, penyebab utamanya adalah gas air mata," tegas Choirul Anam dikutip dari Detik.com, Selasa lalu.

Ditembakannya gas air mata ke arah tribun, dimana saat itu sedang terjadi kerumuman membuat panik hingga penonton berdesak-desakan keluar dari stadion.

"Jadi gas air mata lah yang membuat banyak korban berjatuhan karena ditembakkan ke tribun, ke kerumunan, dan lain sebagainya. Itu membuat kepanikan," terang dia.

"(Korban mengeluhkan) mata sakit, dada sakit, sampai masuk ke pintu yang keluar itu. Walaupun pintunya terbuka, tapi karena desak-desakan mata sakit, dada sakit, ndak bisa keluar. Di titik itulah banyak korban berjatuhan," jelasnya.

Komnas HAM sendiri mengaku sudah mendapat semua informasi terkait penggunaan gas air mata baik di dalam maupun di luar stadion.

Baca Juga : Termasuk 3 Pemain Persib, Ini Daftar Skuad Timnas U-20 yang Diboyong ke Eropa

"Kami menemukan semua informasi soal gas air mata, mau di luar stadion, di dalam stadion, jam berapa dan lain sebagainya," kata Anam.**

TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Penulis: Helmi MP | Editor: Helmi M Permana

Piksi

Berita Terkini