RBCOM - 'Coklat Kita Extra Merdeka' kembali hadir menyapa warga Bandung. Kali ini, event tersebut digelar di Kampung Urug RW 12, Desa Waluya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jumat (20/9/2024).
Seperti tiga event sebelumnya di Lembang, Cibiru, dan Ciwidey, 'Coklat Kita Extra Merdeka' diawali dengan kerja bakti dan fogging (pengasapan). Setelah seremoni, acara dilanjut dengan perlombaan khas 17-an.
Selain itu, acara juga dimeriahkan dengan bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) khas kawasan Cicalengka Kabupaten Bandung. Selepas Asar, acara dilanjutkan dengan pentas seni warga RW 12.
Baca Juga : Jawa Barat Cetak Hattrick Juara Umun di PON XXI/2024 Aceh-Sumut
'Extra Cerdas Merdeka' yang menjadi ajang asah kemampuan berpikir layaknya Cerdas Cermat kembali meramaikan event tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
Sembilan tim yang terdiri atas tiga tim pemuda/pemudi, Ibu-ibu, dan Bapak-bapak beradu memperebutkan tempat final. Acara dilanjutkan dengan Paduan Suara Ibu-ibu, Tari Jaipongan, Kabaret, dan Bobodoran/Karaoke.
Ketua RW 12 Desa Waluya Kecamatan Cicalengka Asep Lesmana mengapresiasi event 'Coklat Kita Extra Merdeka' di wilayahnya. Menurut Asep, kegiatan tersebut bisa menyambungkan tali silaturahmi antara masyarakat.
Ketua RW 12 Desa Waluya Kecamatan Cicalengka Asep Lesmana.
"Ini kegiatan yang bagus. Karena Coklat Kita menyambungkan silaturahmi antara masyarakat yang selalu tinggal di rumah," kata Asep.
Menurut Asep, dengan adanya kegiatan 'Coklat Kita Extra Merdeka', seluruh masyarakat memberikan kontribusi masing-masing dari mulai kerja bakti hingga makan bersama.
"Kalau bisa kalender Extra Merdeka bisa setahun sekali digelar di beberapa lokasi di Jabar supaya terasa kebersamaan antarmasyarakat," ujar Asep.
Baca Juga : Ini Alasan Shin Tae-yong Tonton Langsung Laga Persib versus Port FC di SJH
Asep menambahkan, rata-rata warga di wilayahnya bekerja sebagai penjahit, buruh pabrik, dan petani. Dengan aktivitas warga yang beragam, lanjut dia, kegiatan kumpul-kumpul jarang dilakukan di wilayahnya.
"Dan selama ini belum pernah ada kegiatan yang melibatkan masyarakat. Baru kali ini, Coklat Kita masuk setelah sekitar 30 tahun ke belakang tidak ada keramaian, Coklat Kita masuk," tutup Asep. ***
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Tim Republik Bobotoh | Editor: Dadi M