Suasana kegiatan doa bersama para pemain Persib di Masjid Salman ITB pada Rabu malam, 5 Oktober 2022. (MO Persib)
REPUBLIK BOBOTOH - Persib Bandung bersama Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar doa bersama di Masjid Salman ITB pada Rabu, 5 Oktober 2022 sore.
Doa bersama ini merupakan bentuk solidaritas dan duka cita atas insiden di stadion Kanjuruhan, Kota Malang, Jawa Timur.
Hingga Rabu siang 5 Oktober 2022, insiden Kanjuruhan telah menelan korban sebanyak 131 jiwa dan ratusan lainnya terluka. Insiden di stadion Kanjuruhan tersebut telah menimbulkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia.
Doa bersama yang diikuti sejumlah pemain Persib seperti Achmad Jufriyanto, Fitrul Dwi Rustapa, Teja Paku Alam, Kakang Rudianto, Robi Darwis, Ridwan Ansori, Ferdiansyah, Arsan Makarin, dan Bayu Fiqri itu diawali dengan salat Magrib bersama.
Selanjutnya sambutan oleh Dewan Pakar YPM Salman ITB, Budhiana Kartawijaya. Setelah itu, Ustadz Handy Bonny menyampaikan taushiyah yang ditutup dengan doa bersama. Kegiatan ini diakhiri dengan salat isya berjamaah.
Baca Juga : Hasil Kualifikasi Piala Asia U-17: Setelah Dibantai Indonesia, Guam Kejutkan Malaysia
Dewan Pakar YPM Salman ITB, Budhiana Kartawijaya menyatakan, dukacita sedalam-dalamnya atas insiden di stadion Kanjuruhan tersebut. Ia berharap insiden ini menjadi yang terakhir dalam sepak bola Indonesia.
"Tidak selayaknya sepak bola menyebabkan hilangnya nyawa manusia, karena sejatinya sepak bola adalah aktivitas yang menghibur dan menyehatkan. Selembar nyawa jauh lebih berharga dari satu pertandingan olahraga apapun," ujar Budhiana seperti dalam rilis yang diterima.
Dalam keterangannya, Budhiana juga menyampaikan rasa percaya bahwa pemerintah dan aparat berwenang mampu menginvestigasi peristiwa ini dengan adil dan terbuka sehingga menjadi bahan evaluasi bagi sepak bola Indonesia ke depan.
Ia menyampaikan bahwa lawan tanding dalam olahraga bukanlah musuh, namun mitra dalam upaya meningkatkan kualitas fisik dan mental. Demikian pula, suporter satu tim dengan suporter lawan tanding tidak selayaknya saling bermusuhan, akan tetapi saling memperkuat tali persaudaraan.
Sepak bola adalah olah raga yang paling digemari dengan fanatisme dan semangat kedaerahan yang kental. Fanatisme dan semangat kedaerahan ini akan menjadi energi positif jika diarahkan untuk saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan yang akan mengukuhkan semangat kebhinekaan Indonesia.
Baca Juga : PIRIWIT BIRU: Duka Malang, Duka Kita!
Budhiana juga berpesan agar para pendukung klub sepak bola Indonesia mengakhiri perseteruan di luar lapangan, dan aktif untuk menjalin persaudaraan lintas daerah sehingga sepak bola menjadi kekuatan yang menyatukan bangsa.
Ia melihat bahwa klub-klub sepak bola besar dunia maupun FIFA sudah membicarakan persoalan bersama seperti perubahan iklim, kesehatan, pendidikan dan persoalan kemanusiaan lainnya.
Oleh karena itu, energi massa kedaerahan dalam klub-klub sepak bola bisa diarahkan juga untuk membantu menyelesaikan persoalan-persoalan sosial di daerahnya masing-masing seperti perubahan iklim, kebersihan kota, dan lain-lain sehingga suporter lokal menjadi sahabat warga kota masing-masing.
Baca Juga : Banyak Anak-anak Jadi Korban dalam Tragedi Kanjuruhan, Ini yang Dikhawatirkan Jupe
Dalam hal ini terdapat semangat yang sama antara Persib dan YPM Salman ITB untuk memberikan sumbangan terhadap peningkatan kualitas hidup warga Bandung, Jawa Barat, maupun nasional. "Oleh karena itu kami sepaham untuk bersinergi di masa depan," pungkas Budhiana.
Sementara itu, Community and Activation Manager Persib, Rijki Kurniawan mengatakan bahwa kegiatan doa bersama ini merupakan bentuk rasa empati dan simpati bagi seluruh korban atas kejadian insiden di stadion Kanjuruhan, Kota Malang.
"Melalui kegiatan ini, kami berkumpul bersama-sama untuk mendoakan yang terbaik bagi seluruh korban, sekaligus menjadikan sebuah bahan renungan untuk kita semua agar dikemudian hari insiden tersebut tidak terjadi kembali. Kami juga berharap semoga sepak bola Indonesia kedepannya akan lebih baik lagi, sehingga terciptanya iklim pertandingan sepak bola yang aman dan nyaman," jelas Rijki.**