REPUBLIK BOBOTOH - PSSI melakukan penundaan pertandingan di semua level kompetisi selama 1 bulan, imbas dari tragedi di Stadion Kanjuruhan yang merenggut banyak korban jiwa.

Dengan adanya penundaan kompetisi selama sekira 1 bulan, maka kompetisi sepak bola di Indonesia, kemungkinan baru kembali bergulir pada bulan November 2022 mendatang.

Tetapi itu pun tergantung pada kesiapan PSSI, terutama operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk menjalankan kompetisi yang nyaman dan aman.

Baca Juga : Tak Kuat Melihat Tragedi Kanjuruhan, Ebith Beat A Belum Berencana Ikuti Langkah Iwan Fals

Meski banyak yang menantikan kelanjutan kompetisi, tetapi banyak juga yang belum bisa membayangkan kompetisi sepak bola bergulir kembali di tengah kondisi yang sangat berduka akibat tragedi Kanjuruhan.

Pengurus Viking Persib Club (VPC), Kukuh Wiguna mengaku, jika kompetisi dilanjutkan khawatir kejadian seperti di Stadion Kanjuruhan terulang.

Itu tak lepas dari keraguan dan rendahnya kepercayaan publik kepada PSSI dan lembaga turunannya dalam menyelenggarakan pertandingan sepak bola yang aman dan nyaman.

"Kalaupun digelar (dilanjutkan) urgensinya apa? Ketika kasusnya belum selesai, dikhawatirkan kejadian yang sama akan terulang," kata Kukuh Wiguna saat hadir sebagai narasumber di acara Piriwit Biru yang tayang di REPUBLIKBOBOTOH TV.

Baca Juga : Robi Darwis Cs Diagendakan Lakoni Sejumlah Laga Uji Coba di Eropa

"Temen-temen penikmat sepak bola bereuforia kembali dengan adanya kembali pertandingan."

"Toh kalau kasus ini belum selesai, otoritas tetap menggelar, mungkin banyak kayanya masih enggan hadir ke stadion."

"Kemarin denger-denger cerita, banyak pemain pun yang ngapain saya main bola, ada yang ingin memutuskan berhenti, impact dari kejadian kemarin itu," ujar Kukuh Militan, sapaan akrabnya.

Sementara musisi yang juga bobotoh, Ebith Beat A mendukung kompetisi dilanjutkan dengan sejumlah syarat yang lebih ketat untuk menjamin keamanan di dalam stadion.

Sebab ada banyak pihak yang mencari nafkah di kompetisi sepak bola Indonesia, dari pemain, pelatih hingga pedagang dan lainnya.

"Rasa keadilan terpenuhi, jaminan dari penyelenggara bisa melakukan perbaikan-perbaikan, kita ke stadion datang dengan selamat, pulang dengan selamat," tegasnya.**