Yaya Sunarya. (Raffy Faraz/Republik Bobotoh)
REPUBLIK BOBOTOH - Caretaker Persib Bandung, Yaya Sunarya mengaku teringat masa-masa sulit ketika menjadi bagian dari staf kepelatihan Persib pada kompetisi Liga Indonesia tahun 2004.
Kala itu Yaya Sunarya ditunjuk menjadi caretaker tim Persib usai pelatih kepala, Juan Paez disanksi oleh Komite Disiplin PSSI akibat menghina wasit.
Yaya Sunarya mengatakan kondisi saat ini dan dulu amatlah berbeda. Selepas ditinggal Luis Milla, Yaya merasa tak terlalu gugup apabila dibandingkan dengan tahun 2004.
Pria lulusan FPOK UPI Bandung itu menjelaskan, dua pertandingan Persib pada tahun 2004 merupakan pengalaman yang tak akan pernah dilupakan olehnya.
Baca Juga : Ditanya Jadwal Kedatangan Levy Madinda, Begini Reaksi Yaya Sunarya
Meski bermain di Stadion Siliwangi, Yaya merasa gugup luar biasa hingga lututnya bergetar ketika memimpin timnya bertanding kontra PSIS Semarang dan kontra Semen Padang di laga berikutnya.
Padahal saat itu kondisinya, Juan Paez yang mendapatkan sanksi masih berada di tribun untuk memantau timnya bertanding, namun tak bisa berkomunikasi dengannya. Sedangkan saat ini, ia benar-benar bekerjasama dengan staf pelatih lainnya untuk meracik formula untuk diterapkan pada timnya.
"Kesan-kesannya tentunya beda ketika saya ada di belakang. Yang pasti, 2004 kalau ga salah waktu itu Juan Paez kena sanksi dua pertandingan lawan PSIS Semarang," ungkap Yaya kepada awak media, Senin 24 Juli 2023.
"Satu lagi lawan Semen Padang yang harus dipindah ke Pusdikpom, PSIS di Stadion Siliwangi ya, saya pertama memimpin di situ, lutut saya terus terang gemetar meskipun Juan paez ada di tribun. Dan waktu itu tidak boleh menggunakan alat komunikasi, saya gemetar," katanya.
Baca Juga : Ini Pelatih yang Rumornya Bikin Persib Kepincut, Bagaimana Peluangnya?
Meski demikian, pengalaman tersebutlah yang membawanya jauh lebih tenang dalam menghadapi situasi sulit seperti ini. Bahkan ia juga mengaku lebih siap memimpin tim Persib demi membawa ke arah yang lebih baik hingga pelatih baru dikenalkan.
"Itu menjadi suatu pengalaman, menjadi suatu pembelajaran sejak tahun 2004 karena proses terus berlanjut, jadi kesannya yang pasti Insyaallah selama memang posisi itu harus terjadi saya harus siap, dan saya siap," tambah Yaya.
Di sisi lain, ia sebagai pelatih sangat memahami akan kekurangan yang ada pada dirinya. Namun demi nama baik Persib Bandung, ia akan berusaha keras agar tim ini bisa menjadi lebih baik di masa transisi pergantian pelatih.
"Terlepas dari masalah kekurangan yang saya punya, tapi yang pasti saya ingin bekerja keras, saya ingin fokus meskipun teman-teman wartawan lihat misalnya saya di sini dibantu dengan Gilang, kemudian ada coach passos dan bang made, kemudian di lapangan saya memimpin pemanasan kemudian harus fokus juga menjadi pelatih ketika di pertandingan, saya akan berusaha semaksimal mungkin," tutup Yaya.**