Bobotoh memberikan dukungan di Stadion GBLA ada laga Persib vs Persik, Minggu 10 Desember 2023. (Adam Husein/REPUBLIKBOBOTOH.COM)
REPUBLIKBOBOTOH.COM - Fakta Persib Bandung sebagai klub dengan basis suporter yang sangat besar membuat Chief Marketing Officer PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Sandy Tantra, takjub.
Persib yang memiliki basis suporter atau bobotoh hingga jutaan orang itu, membuat Sandy Tantra sebagai seorang ahli marketing dan brand expert berpengalaman merasa tertantang.
Dia mengaku sangat bersemangat menerima pekerjaan sebagai Chief Marketing Officer PT PBB, meski sebelumnya tak memiliki pengalaman bekerja di klub sepak bola.
Baca Juga : Mayoritas Klub Liga 1 Fokus Pemulihan Kondisi Fisik setelah Liburkan Skuadnya
Tetapi dia sempat memiliki koneksi dengan orang-orang di federasi, kaitannya dengan Timnas Indonesia untuk kepentingan brand saat bekerja di Kraft Foods Indonesia.
"Jadi yang pertama saya tangkap adalah ini sebetulnya klub sepak bola terbesar di Asia loh. Bukan hanya Asia Tenggara, bukan hanya di Indonesia tapi di Asia. Dan itu fakta pertama yang membuat saya wow," kata Sandy Tantra.
"Dan ini peluang yang sangat bagus untuk saya. Dan sangat besar peluang di Persib ini juga sebagai sebuah perusahaan. karena saya sekali laga pengamatan brand, dan pelaku brand marketing dan pengembangan brand dan organisasi."
"Jadi ini menarik sekali dengan ribuan bahkan jutaan bobotoh ini dan brand yang sudah lama di pesepakbola ini, dan ini kedepanya akan seperti apa untuk mengembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, mendekat diri dengan para fansnya, dan itulah yang membuat saya semakin bersemangat," ujarnya.
Baca Juga : Jadwal Pertandingan Piala Asia 2023 Rabu 17 Januari 2024 Live di iNews TV
Sosok perempuan yang pernah bekerja di Google Asia Pasific tersebut menilai, salah satu fokus pekerjaannya di manajamen klub adalah membenahi infastruktur digital Persib dalam upaya meningkatkan brand dan marketing.
"Kalau itu sih saya kepalanya langung berpikir kepada teknologi ya. Karena sudah tidak dipungkiri, ketika melihat brand pasti yang pertama kita lihat dulu perilaku kebiasaan atau consumer insidennya apa," jelasnya.
"Dan dari situ saya diskusi di PBB. Dan disitu banyak peluang yang terstruktur. Dan disitu peluang tersebut sangat bisa dijawab dengan solusi-solusi teknologi dan digital ke depannya," tuntasnya.**